Rabu, 16 Desember 2020

Menunggu panas

 Desember sudah mulai menunjukkan jati diri dengan mengeluarkan perbendaharaan hujannya. Pagi, siang, sore dan malam hujan bisa saja tercurah dalam ukuran deras, gerimis, hujan tipis-tipis atau sekedar basah lalu menghilang. Tentu saja saya harus menyiasati cucian di kala hujan datang tanpa kepastian dan pemberitahuan. Apalagi kanopi sudah makin berkarat dan kebocoran makin meluas. Seandainya kanopi dalam kondisi baik tentu saja hujan tak kan jadi problema. Sangat bersyukur dengan kebijakan WFH karena saya dapat mengatur cucian dengan lebih enak dan nyaman.  Walau seringkali baju yang tergantung di jemuran baru di angkat beberapa hari kemudian. Itulah sebabnya saya menunggu panas matahari untuk membantu agar cucian saya kering sempurna. Bau harum cucian yang kering maksimal karena matahari setelah dijemur beberapa lama sangat membahagiakan indera penciuman. Tak hanya itu bantal dan guling yang di jemur di terik siang menyengat sangat terasa nyaman ketika di pakai tidur malamnya. Sungguh suatu kemewahan apabila dapat menjemur bantal guling di terik panas menyengat saat Desember tiba. Matahari lebih sering mundur dan mengintip dari balik awan yang menyimpan butir-butir air nan mungil namun saat jatuh ke bumi menjadi gerombolan air yang susul menyusul. Cuaca seperti ini saat tidak hujan namun ada sedikit cahaya matahari serta tiupan angin semilir seharusnya membuat acara jalan-jalan menjadi lebih nyaman. Apalagi kalau jalan-jalan di taman, perkebunan teh, lokasi wisata ataupun hanya seputaran komplek. Sayangnya saya tipe rumahan yang kalau sudah di rumah tak terlalu suka keluar. Walau bosan dan jenuh namun tetap saja harus mengumpulkan niat dan tekad jika harus keluar rumah. Selain karena harus WFO saya hampir tidak pernah keluar rumah selain ke warung, ke indomaret atau ke rumah tetangga untuk bayar arisan. Bahkan menikmati panas matahari juga sangat jarang saya lakukan meski sekedar duduk di beranda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar