Sejak dini hari curahan air dari langit tak putus menghujam bumi. Sebentar berhenti kemudian lanjut lagi. Langit kelabu tanpa ada tanda munculnya cerah matahari. Nasib cucian dari kemarin tergantung di jemuran tanpa kejelasan akankah kering atau lembab. Awalnya gerimis lalu perlahan mulai deras dan dingin makin mendekat dengan niat menempel di kulit. Pagi mulai beranjak ke awal hari. Sudah jam sembilan namun karena hujan seolah baru jam enam. Ingin kembali menarik selimut dan memeluk guling sambil mendengarkan hujan menyapa dan bercerita. Memandang dari kaca jendela hijaunya daun yang segar tersiram hujan. Desember mulai menunjukkan jati dirinya. Hujan semakin sering berkunjung setelah sekian lama dinanti. Galau melanda ketika makin sering hujan yang menandakan makin sering persiapan berangkat kerja harus lebih awal. Antisipasi melepas jas hujan sebelum naik ke peron. Ada sedikit cipratan di jaket dan sepatu yang basah membuat kaki kedinginan. Aku harus membeli sepatu baru agar hujan tak merusak sepatu yang lama. Sulit memilih mau beli sepatu yang mana dan seperti apa. Takut sepatu akan mudah jebol bila di pakai tiap hari melawan basah air hujan. Sungguh bersyukur ketika hujan ada di rumah. Terlindungi, kering dan nyaman. Untuk orang-orang yang berada di luar rumah, di jalanan dan di mana pun yang harus tetap beraktifitas di kala hujan semoga tetap waspada. Licinnya jalan, basahnya badan walau sudah pakai jas hujan, hadapi macet yang dipastikan ada karena hujan. Semoga semua selokan, got, gorong-gorong yang ada bebas sampah sehingga air mengalir lancar tanpa terhambat. Jangan lagi terjadi banjir seperti dulu yang membuat sulit beraktifitas bahkan ada banyak yang harus mengungsi karena rumahnya tak dapat ditempati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar