Minggu, 14 Agustus 2016

Baper Surya Cyntia

Hari ini hari Sabtu 13 Agustus 2016. Hubby ada acara pertemuan dengan orang tua murid. Sementara saya tidak ada acara apa-apa jadi ya dirumah saja. 

Seperti biasanya saya memastikan diri untuk melakukan kegiatan rutin yaitu setrika baju dan rencana mengepel. Namun saat bangun pagi ternyata listrik aliran PLN mati. Baru menyala sekitar jam 7 pagi. Syukurnya hubby memang rencana berangkat sekitar jam setengah 8 sehingga listrik mati tidak terlalu berpengaruh. Untungnya lagi persediaan air di kamar mandi mencukupi. 

Setelah hubby berangkat, saya masih malas-malasan di kasur dan buka-buka youtube. 

Saat buka youtube itulah saya menemukan saluran youtube Catatan Surya Cyntia yaitu chanel Surya Saputra dan Cyntia Lamusu.

Ada dua video yang saya tonton yaitu sesi tanya jawab seputar kehamilan Cyntia dimana dijelaskan disitu bahwa mereka sudah 8 tahun menantikan kehadiran buah hati smapai akhirnya memutuskan untuk program bayi tabung. Juga dijelaskan mereka sudah program inseminasi sebanyak dua kali dan melakukan bermacam cara agar Cyntia bisa hamil. Karena setelah periksa ke dokter kondisi keduanya baik dan sehat, tinggal tunggu waktu saja. Tahun pertama kedua sampai ketiga masih tetap berusaha hamil alami. Tahun keempat kelima mencoba inseminasi. Tahun keenam dan ketujuh mulai berpikir secara fokus dan mengurangi pekerjaan khususnya Cyntia. Saat-saat down ketika masih belum berhasil mereka saling menguatkan dan mensupport untuk mencoba lagi dan lagi. Sampai akhirnya mereka memutuskan tindakan program bayi tabung dan berhasil.

Video kedua adalah saat mereka cek up ke dokter Ivan sebagai dokter yang menangani program bayi tabung mereka. Pada penjelasan dari dokter Ivan inilah ada sedikit yang membuat hati saya sedih dimana seharusnya pada tahun ketiga ketika masih belum hamil juga seharusnya pasangan suami istri waspada dan melakukan tindakan yang diperlukan sesuai kondisi masing-masing pasangan. 

Bapernya adalah perkataan Cyntia bahwa program bayi tabung adalah salah satu tindakan medis paling tinggi atau pilihan terakhir untuk masalah fertilitas. 

Perkataan itu menimbulkan pemikiran bahwa harapan terakhir memiliki anak kandung adalah bayi tabung. Padahal biayanya sangat mahal dan keberhasilannya juga tidak 100% hanya sekitar 45% sampai 50% saja. Duh Gusti...

Kalau dilihat secara medis dari sisi kedokteran sepertinya memang sulit buat saya bisa hamil. Usia tahun ini sudah 38 tahun, sudah dioperasi kista dan miom namun ada indikasi kista muncul lagi. Sementara sperma hubby kualitas bagus namun kuantitas dibawah batas normal. 

Hanya mujizat Tuhan yang sanggup memberi saya suntikan harapan. Tiada yang mustahil bagi Tuhan.

Semoga ini hanya fase baper yang mesti saya lewati dan saya akan menyatakan bahwa biarpun orang mereka-reka hal yang tidak baik namun Tuhan sanggup mengubahnya menjadi kebaikan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar