Senin, 29 Agustus 2016

Selamat jalan kak Marisa

Hari minggu kemarin 28 Agustus 2016 ada kabar duka dari ruang ICU RS UKI Cawang Jakarta. Kak Marisa Tan boru Gultom istri Edwin Tan meninggal dunia pukul 08.20 pagi. Jenazah akan disemayamkan di Wisma Kasih Agape GBI Sawangan Depok. Ibadah penghiburan diadakan Minggu malam jam 19.00 sampai selesai. Ibadah perkabungan diadakan Senin jam 10 pagi dan jenazah akan dikuburkan di TPU Pondok Rangon.    

Saya tidak bisa datang menengok sewaktu kak Marisa masih dirawat di ICU RS UKI Cawang. Padahal sebenarnya saya bisa saja kesana sepulang dari RSCM Kencana. Namun hati dan pikiran sedang tidak sejalan karena saya sedang dalam mood yang kurang baik. Ada sedikit keegoisan saya yang terpikir dalam perjalanan menuju stasiun Cikini. Dapatkah saya meminta kak Marisa mendoakan saya untuk keinginan pribadi yang belum tercapai? Namun akhirnya akal sehat yang menang. Tidak mungkin saya meminta kakak berdoa bagi saya ketika kondisinya sendiri dalam keadaan yang memaksanya menempati ruang ICU. Dalam pemikiran saya saat itu adalah saya lebih baik mendatangi kakak di Sawangan. Pilihannya adalah saya menjenguk kakak yang sedang dalam pemulihan atau saya menatap kakak dalam peti mati saat ibadah perkabungan. Ternyata yang terjadi adalah pilihan kedua. Ya, saya datang ke ibadah perkabungan kakak. 

Setelah mendapat izin suami maka saya ambil cuti mengingat bahwa ibadah perkabungan dimulai jam 10 pagi dan tidak tahu selesai jam berapa. Jadi tidak mungkin juga coming late ke kantor. Saya berangkat dari rumah jam 9 pagi. Rencana naik bis jurusan Parung namun karena lama menunggu akhirnya saya memilih naik angkot jurusan prumpung dan akan lanjut dengan angkot jurusan parung. Berhubung duit didompet ada selembar ratusan ribu saya belanja di Indomaret agar dapat recehan. Keluar dari situ saya menunggu angkot dan diseberang ada ojek grab dan kami saling tatap-tatapan. Sebelumnya sempat terbersit mau naik ojek namun saya perhatikan sekitar tidak terlihat ojek pangkalan. Mau pakai aplikasi grab juga lokasi awal saya tidak tahu. Makanya ketika ojek grab dan saya saling lihat saya seperti tercerahkan. Ketika driver grab putar balik dan berhenti di depan saya maka kami bernegoisasi. Kesepakatan harga terjadi yaitu Rp. 20.000 sampai pintu gerbang WKA GBI Sawangan. Maka melajulah saya diatas motor. Pilihan saya terbukti tepat karena adanya perbaikan jalan sehingga apabila naik angkot maka saya akan sangat terlambat tiba. Walaupun saya terlambat setidaknya tidak terlalu lama. 

Ketika saya memasuki ruang ibadah ternyata sedang diadakan acara perkabungan adat batak sesuai suku darimana kakak berasal. Sesudah itu barulah ibadah dimulai diawali pujian penyembahan dan firman dibawakan oleh Pdt M. Riza Solichin sebagai gembala. Selesai firman ada pembacaan puisi, ada ucapan selamat jalan dan koor dari volunteer, sepatah kata dari pihak keluarga yang diwakili omnya kakak dan terakhir lagu dari anak-anak PAUD dan guru sekolah minggu. Keharuan dan isak tangis mewarnai jalannya ibadah. Dimana kami semua mengingat akan sosok pribadi kakak yang senantiasa menyediakan telinga dan hatinya untuk curhatan keluh kesah dan selalu mampu menguatkan kembali lutut yang goyah dan semangat yang patah. 

Saat sambutan dan ucapan perpisahan berlangsung terbersit dalam benak saya kejadian yang saya alami sebelum pernikahan kakak dengan Edwin. Saya mendapati terlebih dahulu keakraban antara kakak dan Edwin lebih dari sekedar teman namun sudah seperti sepasang kekasih. Akan tetapi saya heran karena teman-teman DM Sawangan sepertinya tidak menyadari hal itu. Hal ini saya rasakan ketika diajak menginap dirumah kakak dan ketika saya sampai saya dapati bahwa Edwin juga ada disana. Saat saya bertanya kepada teman-teman DM Sawangan ternyata hal tersebut adalah hal biasa dimana banyak teman DM yang sering main bahkan menginap dirumah kakak. Jadi jangan ada kesalahpahaman mengenai hal ini. Tak urung ketika kabar kakak dan Edwin mengakui bahwa mereka menjalin hubungan dan serius dengan kelanjutan hubungan mereka, saya dapati bahwa beberapa teman DM Sawangan terkejut. Namun hal itu tidak berlaku bagi saya karena saya sudah melihat dan merasakan adanya chemistry diantara kakak dan Edwin. Tak terasa seharusnya 9 Desember 2016 adalah tepat 10 tahun usia pernikahan mereka. Namun Tuhan berkehendak lain. Kakak telah berpulang lebih dulu meninggalkan Edwin dan anak mereka. 

Selamat jalan kak Marisa.

Kakak telah mencapai garis finish dan sangat layak menerima mahkota kehidupan. 

Kiranya keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan penghiburan dari Tuhan.

Kamis, 25 Agustus 2016

Long lost friend and we meet again

Awalnya karena ingin tahu jadwal ibadah di GBI Sawangan jam berapa saja maka saya menghubungi seorang teman lama. Pada saat saya sms ditanya apa pakai aplikasi WA. Maka selanjutnya kami saling bertukar kabar  melalui WA. Darinya saya juga baru tahu mengenai kondisi terbaru pasangan hidupnya yang sedang mengalami sakit cukup parah. Kondisinya sempat membaik selama beberapa bulan sejak di diagnosa penyakit tersebut. Dengan pengobatan herbal yang mereka pilih ternyata mampu membuat kondisi si pasien membaik.

Melalui dia saya juga mendapatkan kembali kontak dengan sahabat saya yang lainnya. Lagi-lagi mendengar berita bahwa ibunya sudah meninggal dan sekarang dia kos di tebet dekat tempat kerjanya. Maafkan saya sahabat karena terlambat mengetahui berita ini sehingga tidak dapat memberi dukungan saat kau kehilangan ibumu.

Di FB saya juga share moments saat acara pernikahan sahabat yang satunya lagi. Dia like postingan saya dan kami saling komentar. Namun saya masih belum mendapat kabar terbarunya.

Kekagetan saya saat mendapat info di WA bahwa kondisi pasangan hidup teman kami dalam kondisi kritis dan dirawat di ICU RS UKI Cawang Jakarta Timur. Kondisinya cukup memprihatinkan karena dia sudah ditopang oleh alat bantu yang membuat timbul rasa sedih. Kami hanya bisa berdoa kiranya mujizat terjadi dan kesembuhan dan pemulihan seutuhnya atas penyakit yang diderita boleh terjadi.

Sahabat saya yang kos di tebet mendapatkan kembali no kontak sahabat kami dan akhirnya kami saling bertukar kabar bahkan membuat grup WA. Melalui komunikasi japri di WA saya mengetahui bahwa sahabat saya kadang di Pamulang, Kelapa gading, Semarang dan tidak pernah menetap di satu tempat. Selalu berpindah sesuai kebutuhan.

Kami sudah sangat lama terpisah jarak dan waktu. Begitu banyak cerita dan kisah yang sangat ingin kami bagi bersama. Walaupun pertemuan kami kembali diwarnai dengan kabar kurang mengenakan mengenai teman kami yang sakit, namun saya bersyukur bahwa kami masih dapat menyambung kembali persahabatan yang sudah lama terjalin.

Long lost friend and we meet again in not good condition for each one of us.

Walau bagaimanapun saya selalu berharap bahwa kami tetap dapat saling memberi kabar satu sama lain meski hanya sekedar sapa lewat WA.

Kiranya persahabatan kita tetap langgeng dan awet sampai usia senja.


Senin, 22 Agustus 2016

Starbucks moments every 22 each month a.k.a Tumbler day

Hari ini 22 Agustus 2016.

Setiap bulannya ada namanya Tumbler day di Starbuks. Dimana setiap bulan di tanggal 22 apabila membeli minuman di Starbucks mendapat dikon 50% jika membawa tumbler sendiri namun yang merk Strabucks ya bukan tumbler tupperware atau lock n lock atau tulipware hehehe...

Sudah kesekian kalinya kami yang terdiri dari mak Vani, Sabz dan saya sendiri dan terkadang Chucky kalau lagi mau ikutan menikmati diskonan dengan modal pinjem tumbler belski. kalau mak Vani dan Sabz sih punya tumbler sendiri. Kalau saya belum sanggup beli karena harganya berasa banget.

Kami penikmat kopi ala-ala cafe. Yang mencoba mengikuti gaya kekinian. 

Sebenarnya lebih murah beli kopi di family mart apalagi kalau lagi pakai kupon diskon jadi hanya Rp. 5.000 saja per cup nya. Rasanya juga enak dan berasal dari biji kopi yang digiling mesin langsung saat akan diseduh. Kali ini Sabz mencoba Asian Dolce dimana saat saya minum rasanya mirip dengan Dolce latte di Family mart. Entahlah. Mungkin memang lidah saya yang kurang peka.

Semenjak saya membaca postingan mengenai kopi sachet yang ternyata kandungan kopinya sangat sedikit sekali bahkan hanya perisa kopi. Saya berusaha agar tidak lagi minum kopi sachet, kecuali darurat terpaksa.

Sudah beberapa lama tidak lagi beli Indocafe Capucino di MansCaf akibat pengetahuan baru tentang kopi sachet ini.

Semoga apabila saya memutuskan untuk hidup sehat dengan Food Combining saya bisa melepaskan kesukaan saya akan kopi.

Happy Tumbler day.


Rabu, 17 Agustus 2016

Kemerdekaan dan Kebebasan

Tepat 71 tahun yang lalu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. 

Sekarang begitu banyak cara dan begitu banyak kreatifitas dilakukan dalam merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia.         
Ada 2 berita yang cukup membuat sedih ditengah kebahagiaan perayaaan kemerdekaan ini. 

Kedua berita berkaitan dengan nasionalisme dan status kewarganegaraan. 

Yang satu adalah Gloria sorang siswi SMA Dian Didaktika Depok berusia 16 tahun yang lolos menjadi paskibraka namun dua hari menjelang perayaan 17 Agustus terganjal status kewarganegaraan karena ayahnya warga negara Perancis walau ibunya WNI suku Sunda. 

Berita satunya adalah digantinya seorang menteri BUMN yang menurut berita memiliki dobel kewarganegaaraan yaitu warga negara Amerika.                            

Hal ini membuat miris karena apa yang dilakukan salah seorang komika Pandji Pragiwaksono yang menanyakan kepada beberapa WNI kenapa mereka tidak kembali ke Indonesia setelah lulus kuliah. Beragam jawaban yang mereka berikan, namun intinya mereka menganggap Indonesia belum siap menerima mereka kembali karena banyak hal. Salah satunya masalah birokrasi administrasi pemerintah yang sepertinya menghalangi mereka mewujudkan ide dan cita-cita versi mereka dalam turut membangun Indonesia tercinta. Masalah infrastruktur, masalah karakter tepat waktu, masalah kurikulum pendidikan dan masih banyak hal yang perlu dibenahi.    

Ketika presiden Soekarno dan Bung Hatta membacakan proklamasi yang membuat Indonesia meraih kemerdekaannya pasti tidak menyangka bahwa dikemudian hari ada banyak anak bangsa yang ternyata belum memiliki kebebasan dalam memilih pengabdian kepada negara Indonesia.                                                              
Banyak hal memang yang perlu dibenahi oleh pemerintah yang harusnya kita dukung sebagai warga negara yang mengasihi bangsa Indonesia. Hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya, antri dengan tertib, bayar pajak, belajar menghargai orang dengan tepat waktu dan hal-hal kecil lainnya yang bisa menjadi luar biasa bila semua orang saling mengingatkan dan melakukannya dengan senang hati.                                                           

 Indonesia oh Indonesia engkau adalah keluarga yang sangat menjengkelkan, sangat menyebalkan, sangat bikin marah dan kesal. Namun apapun itu engkau adalah keluarga. Darah lebih kental daripada air. Demikian pepatah mengatakan. Bagaimanapun juga kami tetap mengasihimu Indonesia tercinta. 

Lets sing it.
  
Tetapi kampung dan rumahku disanalah ku rasa senang. 
Lebih baik disini rumah kita sendiri. Segala nikmat dan anugerah yang Kuasa. Semuanya ada disini

Kata-kata tersebut cuplikan syair lagu yang mewakili rasa sayang dan cinta kami padamu Indonesia.  

Dirgahayu Republik Indonesia ke 71 tahun. 

Kiranya kasih penyertaan Tuhan tercurah atas bangsa Indonesia.           


MERDEKA!!!!!!!

Minggu, 14 Agustus 2016

Arisan keluarga dan tali kekeluargaan yang mesti dijaga

Akhirnya arisan keluarga lagi.

Tujuan awalnya sih bagus, supaya setiap anggota keluarga besar saling mengenal sepupu, anak cucu mantu cicit. Namun akhir-akhirnya arisan keluarga tidak lagi seperti itu. Beberapa orang mengharapkan dapat arisan duluan karena sedang butuh uang. 

Ada juga yang tidak pernah datang arisan dan tidak bayar iuran selama beberapa bulan. 

Kali ini arisan diadakan dirumah lik Nar. Perjalanan yang panjang dari rumah menuju tempat arisan. Dengan menggunakan kereta api selama 3 jam dilanjut dengan naik bajaj. Pakai acara nyasar karena sudah sangat lama sekali sejak terakhir menginjakan kaki di sana.

Kedatangan kami sudah terlambat karena ketika kami tiba semua sudah selesai makan siang dan sedang asyik mengobrol santai. 

Menjelang sore diperbincangkan rencana untuk liburan ke Ciater. Setengah harga vila akan ditanggung keluarga lik Nar sisanya dibagi bersama. Untuk makan masing-masing dan transportasi juga demikian. Pada arisan tahun kemarin atau beberapa tahun yang lalu juga diadakan arisan di vila. Kami memboikot karena merasa tidak diajak berunding dan terpaksa harus mengikuti keputusan peserta arisan keluarga yang datang saat keputusan diambil. Untuk kali ini kami setuju dengan catatan hanya liburan dan bukan arisan.

Sebab saat lebaran bukan Juli kemarin ternyata dilakukan pengocokan arisan sehingga kami terpaksa membayar dua kali iuran arisan.

Dikarenakan langit sudah mendung dan gerimis mulai turun, akhirnya satu persatu pamit pulang. 

Kami juga pulang dengan menggunakan transportasi yang sama yaitu KRL commuterline.

Sampai dirumah ketika disampaikan kepada hubby, sepertinya tidak diijinkan ikut karena acaranya Sabtu Minggu yang mana membuat kami tidak bisa beribadah. Cukup ikut arisan saja dalam upaya menjaga tali kekeluargaan.

Padahal sudah senang mau liburan, eh terpaksa tidak partisipasi karena tidak dapat ijin.

Ya, sudahlah.

Baper Surya Cyntia

Hari ini hari Sabtu 13 Agustus 2016. Hubby ada acara pertemuan dengan orang tua murid. Sementara saya tidak ada acara apa-apa jadi ya dirumah saja. 

Seperti biasanya saya memastikan diri untuk melakukan kegiatan rutin yaitu setrika baju dan rencana mengepel. Namun saat bangun pagi ternyata listrik aliran PLN mati. Baru menyala sekitar jam 7 pagi. Syukurnya hubby memang rencana berangkat sekitar jam setengah 8 sehingga listrik mati tidak terlalu berpengaruh. Untungnya lagi persediaan air di kamar mandi mencukupi. 

Setelah hubby berangkat, saya masih malas-malasan di kasur dan buka-buka youtube. 

Saat buka youtube itulah saya menemukan saluran youtube Catatan Surya Cyntia yaitu chanel Surya Saputra dan Cyntia Lamusu.

Ada dua video yang saya tonton yaitu sesi tanya jawab seputar kehamilan Cyntia dimana dijelaskan disitu bahwa mereka sudah 8 tahun menantikan kehadiran buah hati smapai akhirnya memutuskan untuk program bayi tabung. Juga dijelaskan mereka sudah program inseminasi sebanyak dua kali dan melakukan bermacam cara agar Cyntia bisa hamil. Karena setelah periksa ke dokter kondisi keduanya baik dan sehat, tinggal tunggu waktu saja. Tahun pertama kedua sampai ketiga masih tetap berusaha hamil alami. Tahun keempat kelima mencoba inseminasi. Tahun keenam dan ketujuh mulai berpikir secara fokus dan mengurangi pekerjaan khususnya Cyntia. Saat-saat down ketika masih belum berhasil mereka saling menguatkan dan mensupport untuk mencoba lagi dan lagi. Sampai akhirnya mereka memutuskan tindakan program bayi tabung dan berhasil.

Video kedua adalah saat mereka cek up ke dokter Ivan sebagai dokter yang menangani program bayi tabung mereka. Pada penjelasan dari dokter Ivan inilah ada sedikit yang membuat hati saya sedih dimana seharusnya pada tahun ketiga ketika masih belum hamil juga seharusnya pasangan suami istri waspada dan melakukan tindakan yang diperlukan sesuai kondisi masing-masing pasangan. 

Bapernya adalah perkataan Cyntia bahwa program bayi tabung adalah salah satu tindakan medis paling tinggi atau pilihan terakhir untuk masalah fertilitas. 

Perkataan itu menimbulkan pemikiran bahwa harapan terakhir memiliki anak kandung adalah bayi tabung. Padahal biayanya sangat mahal dan keberhasilannya juga tidak 100% hanya sekitar 45% sampai 50% saja. Duh Gusti...

Kalau dilihat secara medis dari sisi kedokteran sepertinya memang sulit buat saya bisa hamil. Usia tahun ini sudah 38 tahun, sudah dioperasi kista dan miom namun ada indikasi kista muncul lagi. Sementara sperma hubby kualitas bagus namun kuantitas dibawah batas normal. 

Hanya mujizat Tuhan yang sanggup memberi saya suntikan harapan. Tiada yang mustahil bagi Tuhan.

Semoga ini hanya fase baper yang mesti saya lewati dan saya akan menyatakan bahwa biarpun orang mereka-reka hal yang tidak baik namun Tuhan sanggup mengubahnya menjadi kebaikan. Amin.

Minggu, 07 Agustus 2016

Anak magang dan kerjasama tim

Memang susah sekali kalau dalam pekerjaan ada rekan kerja yang sulit untuk melakukan pekerjaannya dengan baik padahal kerjasama tim sangat penting.          

Ada juga anak magang yang tujuan dipekerjakan adalah membantu namun ternyata tidak sesuai yang diharapkan. Bagaimana mau bekerja dengan baik. Absensi saja berantakan. Datang siang tanpa rasa bersalah dan tanpa memberitahu, sering menghilang lama saat jam kerja, tidak menghormati rekan kerja yang usianya lebih tua. Sungguh luar biasa. 

Yang lebih luar biasa lagi adalah ada dua orang rekan kerja yang berusaha melobi agar anak magang ini di angkat jadi permanen. Halo??? Tolong deh ya. Kelakuan saat magang saja seperti itu, lalu bagaimana nanti kalau sudah permanen, yang ada malah menyusahkan rekan kerjanya yang mengerjakan pekerjaan dia. Kalau sudah mengutamakan kesukuan dan seagama rasanya berlebihan tidak pada tempatnya. Kalau yang dibantu memang layak sih tidak mengapa. Namun  membantu anak magang yang kerjanya mengecewakan sama saja merusak kerjasama tim yang sudah baik.  

Kalau bisa dibilang seniornya juga sama saja. Tidak masuk kantor, namun posting di media sosial lalu menitipkan pekerjaan yang pending bukan pada orang yang tepat. Menyalahkan orang lain dengan alasan saat itu dia cuti atau tidak masuk. Memang susah kalau punya karakter tidak mau mengakui kesalahan. Sudah bagus saat dia cuti dibantuin malah lepas tangan tidak mau bertanggung jawab. Wajar kalau yang membantu melakukan kesalahan karena memang bukan kerjaannya. Yang tidak tahu diri yang ambil cuti tanpa pemberitahuan dan meninggalkan pekerjaan yang belun selesai sehingga mempengaruhi kerjaan orang lain.     

Anak magang yang sekarang lama kelamaan jadi tidak tahu diri dan melakukan pekerjaan seenaknya. Apalagi ditambah adanya senior yang mengajarkan agar jangan mau kalau disuruh-suruh. Padahal tugas anak magang adalah membantu bukan? Bukankah saat diminta bantuan maka dia akan disuruh-suruh?

Benar-benar anak magang yang merusak kerjasama tim dan senior yang tidak bisa bekerja secara profesional. Padahal seharusnya keduanya bisa bersinergi dengan baik dan menghasilkan karya bersama yang membuat tim mencapai tujuannya.

Semoga setiap anak magang yang akan diterima selanjutnya bisa menempatkan diri lebih baik dan meningkatkan kerjasama tim yang solid.

Selasa, 02 Agustus 2016

37th

Hari ini tepat 2 Agustus 2016 adalah ulang tahun mas Renggo yang ke 37 tahun.  

Seperti biasanya setiap tahun sejak kami menikah perayaan ulang tahun mas Renggo selisih 2 hari dari perayaan pernikahan kami. Saya posting di FB foto kami dan menuliskan ucapan yang puitis romantis ala saya. Ada beberapa teman yang mengucapkan secara lisan dan ada yang comment serta like postingan saya. Mas Renggo tidak seperti biasanya kali ini memposting foto masa kecil dan mentag saya.    

Kami sepakat bahwa dalam hal media sosial seminim mungkin mengumbar hal pribadi sebagai konsumsi publik. Walau bukan artis namun kami menyadari bahwa ada efek domino tertentu yang bisa saja berbahaya baik bagi kami pribadi maupun keluarga apabila data pribadi diumbar di media sosial.                                                          

Usia 37 tahun merupakan usia dewasa dan matang baik secara fisik maupun jiwa. Oleh karenanya harapan saya adalah mas Renggo menjadi pria yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab sebagai suami berdasarkan ikatan pernikahan dengan saya,  maka dia akan bertambah bijak dalam membimbing saya menjalani masa indah dalam rumah tangga kami. 

Walau ada banyak perbedaan, namun kami yakin bahwa hanya karena pertolongan Tuhan saja maka kami mampu melewati setiap terjangan ombak yang datang dan menikmati indahnya sunset dan sunrise di setiap hari-hari yang kami lewati.     

Selamat usia 37 tahun mas, semoga tahun depan Tuhan tidak hanya menambahkan usiamu namun juga menambahkan anggota baru dalam keluarga kecil kita.         

Kecup sayang dan cinta selalu.

Senin, 01 Agustus 2016

Ketika harus memilih saat tak ada pilihan

Hari ini lagi-lagi sahabat dekat di kantor terpaksa cuti. Kenapa terpaksa? Karena bila boleh mengikuti keinginan maunya masuk kantor. Apa daya itu bukan pilihan. Alasan klise ibu rumah tangga yang juga bekerja kantoran, mbak yang jaga anak pulang kampung.                                                   
Selama ini seolah ada pembedaan Perempuan bekerja versus Ibu Rumah Tangga. Padahal menurut penilaian saya semua Perempuan bekerja juga merupakan Ibu Rumah Tangga. Apa sebenarnya yang membedakan seorang Perempuan bekerja dengan Ibu Rumah Tangga?? Apakah Perempuan bekerja artinya kurang dekat secara fisik dengan anaknya karena anak di rumah Perempuan bekerja di kantor? Apakah kedekatan emosional hanya bisa dibuat dengan kuantitas waktu kebersamaan?     

Sudahlah. Tak akan habis pertentangan mengenai hal ini. Yang saya tahu sahabat dekat saya juga melakukan pekerjaan Ibu rumah tangga seperti memasak untuk bekal sekolah anaknya, mencuci baju keluarga intinya yang terdiri dari suami dan anaknya. Mencuci dengan tanfan lho ya, tidak pakai mesin cuci. Sahabat saya bangun lebih pagi untuk mempersiapkan semua itu ya mencuci ya memasak. Keduanya harus sudah selesai sebelum dia berangkat ke kantor. Dimana kantor kami masuk jam 8 pagi dan tidak mentolerir keterlambatan. Jadi buat saya sahabat dekat saya adalah Perempuan bekerja yang juga Ibu rumah tangga.                                      

Jadi walaupun ada mbak yang membantu menjaga anaknya, membantunya memasak, membantunya setrika baju tetap dia juga melakukan semuanya dan memastikan perkerjaan rumah tangga yang dilakukan mbaknya.                                      

Jadi apa yang harus dipilih ketika pilihan itu tidak ada?