Senin, 31 Januari 2022

Our beloved summer

 Seperti biasa saya menyelesaikan nonton drama korea yang cukup hype setelah drama tersebut tamat atau hampir tamat. Untuk drama on going saya tidak sabar menunggu kelanjutanya. Jadi saya lebih memilih sampai drama tersebut tamat baru saya tonton. 

Beberapa drama yang saya tonton setelah tamat dan ternyata saya suka banget dan meninggalkan kesan mendalam antara lain Racket Boys, Crush Landing on You, Hometown Chachacha, Start up, Itaewon Class & yang terbaru Our Beloved Summer. Ada juga drama yang sudah out of date saat saya tonton seperti Empress Ki, Secret Garden, Goblin, Reply 94,97 & 88 serta beberapa drama china. 

Khusus untuk Our Beloved Summer membuat saya baru tahu betapa syahdunya suara V Kim Tae Hyung BTS saat mendengar cuplikan soundtrack Our beloved summer di Instagram. Selama ini saya tidak pernah tak mendengar lagu V BTS. Maka ketika medengar lagu ini saya mencari di YouTube dan mendengar full version serta membaca memahami liriknya.

Inti cerita our beloved summer menurut saya cinta pertama bersemi kembali karena tak pernah pudar. Bertemu saat masih sekolah, sudah ada rasa saat bertatapan di hall utama. Kemudian cerita bergulir maju mundur dalam bentuk kenangan tokoh utama pada waktu dulu dan waktu kini. Dua remaja yang akhirnya menjadi dewasa baik dalam tindakan dan pikiran. Komunikasi adalah kunci. Saling menceritakan apa yang menjadi ganjalan lalu berusaha sama-sama mengatasinya. Jangan hanya di pendam dengan berbagai alasan. Rasa insekyur harusnya diupayakan agar diubah menjadi bersyukur.

Dilema memendam perasaan ini dialami baik oleh kedua tokoh utama maupun second lead male. Bagaimana mereka menyimpan luka batin, rasa tertolak dan rusaknya gambar diri karena masa lalu yang kurang menyenangkan untuk di ingat. Walaupun di luar tampak baik-baik saja namun di dalam jiwanya merindukan tempat bersandar, tempat mencurahkan isi hati mengenai kegalauan akan masa depan. 

Endingnya seperti yang diharapkan yaitu kebahagiaan. Segala permasalahan yang terjadi sebenarnya dapat diselesaikan satu persatu apabila mau membuka diri, mengakui bahwa memang ada masalah ini diantara kita serta berusaha memahami bahwa terkadang yang menyakiti paling dalam justru orang tersayang, orang terdekat, orang yang kita harapkan jadi panutan namun malah menyia-nyiakan kasih sayang yang kita berikan.

Bahwa semua orang bisa berubah menjadi lebih baik jika memang menginginkannya. Bahwa tak ada salahnya memaafkan namun tidak melupakan hanya menatap ke depan tanpa menoleh lagi. Menempuh jalan bahagia masing-masing.




Rabu, 26 Januari 2022

Office closed, again???

 Hari ini email pemberitahuan kantor tutup karena mau disinfektan lebih cepat dari biasanya. Jika berkali-kali email selalu dikirim setelah jam pulang kantor, akhirnya hari ini sudah dikirim beberapa saat sebelum jam pulang. Setidaknya saya cukup mengapresiasi kesigapan hrd dalam rangka pencegahan covid dengan mengirim email lebih cepat. Sebab apabila email dibaca sebelum jam pulang kantor maka setiap karyawan dapat mempersiapkan apakah perlu membawa dokumen pulang, apakah akan diselesaikan sekarang supaya dapat dikerjakan by online, apakah laptop perlu di bawa pulang atau disimpan di laci dulu, apakah yang urgent bisa dilakukan besok atau harus mesti kudu sekarang.

Kali ini katanya yang kena covid satu lantai dengan saya. Entah siapa saya tak mengetahuinya. Namun sejauh ini kantor sangat menerapkan protokol kesehatan. Setiap karyawan juga memiliki kesadaran untuk tetap memakai masker dengan benar. 

Memang sepertinya hidup berdampingan dengan covid dan herd immunity salah satunya dengan vaksin diharapkan dapat tercapai. Mengingat bahwa roda ekonomi harus berputar namun kesehatan juga menjadi prioritas. Bahkan saya melihat dan merasakan bahwa masyarakat sangat berharap agar dapat kembali menjalani kehidupan "new normal". 

Selama hampir dua tahun sejak diumumkan kasus covid pertama di Indonesia saya sudah merasakan kombinasi wfo wfh dari 25%, 50%, 75% dan kembali ke 100% lalu menjadi 75% lagi sesuai kebijakan pemda dan kebijakan kantor. Menurut saya sebenarnya penerapan 50% adalah yang paling ideal. Sebab jaga jarak dapat dimaksimalkan, update dan follow up pendingan kerjaan juga cukup, kpi untuk penilaian performance tercapai. Namun kembali lagi pada kebijakan perusahaan yang saya kurang paham dan hanya bisa melakukan apa yang sudah ditetapkan. Manajemen tentu memilki pertimbangan yang lebih baik dibandingkan dengan keinginan saya.

Harapan saya di tahun 2022 ini agar covid makin berkurang dan seluruh dunia mampu bangkit untuk kembali bergerak maju di segala bidang baik perekonomian, pariwisata, industri dan semua. Harapkan yang terbaik dan serahkan pada Tuhan agar Dia yang bertindak menurut kekayaan dan kemuliaanNya.

Rabu, 19 Januari 2022

Girlan dan area seputar itu

 Siang ini saya mencari makan siang di girlan. Sudah beberapa tahun saya tidak pernah makan di girlan. Dulu sewaktu kokoh vedot belum resign dialah salah satu teman makan siang. Kadang kalau Jumat kami bertiga degan Gabsky ke foodcourt GI. 

Saat saya memutuskan untuk makan nasi campur berdikari saya cukup senang dengan pilihan ini. Makan nasi campur berarti makan sayur dan lauk. Sayur capcay kuah dan ayam kecap serta telor dadar. Itulah isi nasi campur berdikari.

Selesai makan ada beberapa pria yang bertanya apakah tempat duduk di sebelah saya kosong. Karena saya sudah selesai makan segeralah saya beranjak dari situ. Dalam perjalanan kembali ke kantor saat saya melewati beberapa meja dan melihat sekumpulan orang yang sedang makan bersama di satu deret meja, terbersit dalam pikiran kenapa ya saya tidak pernah mendapat kesempatan berkenalan dengan orang dari kantor lain yang bekerja di gedung lain pada saat makan siang di girlan. Seperti cerita FTV dengan judul Gadis manis kantor sebelah dan mas-mas culun yang ternyata Direktur yang menyamar. Agak cringe tapi kan judul FTV harus klikbait ya toh. Namanya juga khayalan ya tak apa karena harusnya tak merugikan. 

Namun setelah berpikir keras bagaiman plot ceritanya apakah klimkas, antiklimaks, back forward lalu apa konfliknya, siapa musuhnya dan akan seperti apa endingnya saya pusing sendiri. Masih seperti benang kusut yang tak jelas ujungnya dimana serta akan seperti apa awalnya. Kemudian saya jadi senyum-senyum sendiri dengan ide tak jelas ini. Mungkin karena malamnya saya habis videocall dengan teman-teman jadul dan tertawakan hal-hal receh. Entahlah. Apakah ada hubungan yang jelas diantara kedua hal tersebut. 

Dari dulu saya memang memiliki impian ingin bisa menulis novel namun tak pernah berusaha mencari tahu bagaimana caranya dan berjuang melewati prosesnya. Malah teman kantor yang juga salah seorang member genk depok yang berhasil mewujudkan ceritanya di storial dipublikasikan di cabaca. Sementara saya hanya berangan-angan dan masih kurang berusaha. 

Sebetulnya tak ada kata terlambat untuk belajar dan memulai hal yang baru. Namun saya memilih untuk menjadikan itu impian yang entah kapan akan terwujud.

Makan di girlan juga merupakan kilas balik awal saya bekerja di kantor ini. Hari pertama bekerja saya diajak makan di girlan sama Ira. Saya ingat saat itu makan pecel ayam sebagai tambahan lauk karena saya membawa bekal. Setelah bertahun-tahun bekerja pasti ada masanya bosan dengan pilihan menu makanan yang di jual di girlan. Tetap saja girlan akan menjadi salah satu bagian dari para pekerja kantoran yang membutuhkan makanan kala jam makan datang.

Entah apakah girlan akan tetap ada ataukah akan terkena gusuran. Megingat lokasi girlan yang memakan area pejalan kaki dan jalan raya yang sekarang satu jalur tentu membutuhkan area yang perlu diperluas. Girlan oh girlan entah akan seperti apa nasibmu di masa datang. Akan seperti apa area sekitarmu di bangun atau dirobohkan atau di renovasi. 



Selasa, 04 Januari 2022

Uniqueness

 Masih kosong. Entah apa yang mau ditulis. Keunikan tiap orang berbeda. Apa yang dianggap unik pada orang tertentu belum tentu unik bagi orang yang melihat atau mengetahuinya. 

Saat ini ada hal viral berupa foto dari seseorang bernama Ghozali yang menjual foto selfie di NFT dengan harga fantastis. Saya kurang paham apa itu NFT dan bagaimana cara agar bisa seperti Ghozali yang menghasilkan uang dari NFT. Sama seperti dulu sekitar awal tahun 2000 an dimana youtube belum terlalu booming. Tidak paham bahwa di masa depan akan ada youtuber yang mampu mendulang uang dari konten youtube. Bahkan ada juga podcast dan bermacam aplikasi media seperti tiktok yang menjadi sumber penghasilan bagi orang tertentu. Kuncinya uniqueness sehingga apa yang dihasilkan dan dibuat konten yang mungkin tanpa sengaja ternyata menjadi viral. 

Saya melihat fenomena viral ada sisi positif dan negatif. Ada yang viral karena karya namun tak sedikit yang viral karena sensasi. Tinggal bagaimana menjaga serta meningkatkan engagement setelah konten kita viral. Apakah akan terus melakukan hal yang sama atau berani berubah ke arah ya g lebih baik dan menginspirasi. Biasanya hal yang instan bila tak jeli melihat peluang maka akan surut dengan sendirinya. Pepatah bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil itu seringkali terjadi dan nyata adanya. Walaupun melakukan sesuatu yang negatif demi viral itu sah-sah saja namun tentu ada konsekuensinya. Berapa lama akan bertahan dengan hal negatif, dengan sensasi yang baru bahkan sensasi modifikasi.

Konon generasi setelah Z adalah generasi yang makin canggih dalam hal gawai. Karena segala sesuatu sudah makin mudah dengan internet dan segala macam jenis aplikasi berserakan. Kemampuan untuk mengerti dunia dari sisi tekhnologi akan makin dihargai dan dibayar mahal. Apapun bentuk tekhnologi yang dipakai dan makin berkembang nantinya.

Uniqueness is a hard thing to do but it's not impossible.

Conversation with myself

 Saya termasuk orang yang suka berdialog dengan diri sendiri. Mungkin dianggap aneh, nyeleneh bahkan tak wajar. Ketika bercakap-cakap dengan diri sendiri menyuarakan apa yang ada di pikiran itu hal yang biasa bahkan menyenangkan buat saya. Terkadang bahkan saya mendapati bahwa solusi dari permasalahan saya sebenarnya sudah saya ketahui. Jadi ketika saya berdialog dengan diri sendiri solusi tersebut makin mudah untuk ditemukan. 

Ketika saya merasa sedih dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ketika saya iri dengan pencapaian orag lain, ketika saya merasa saya belum berbuat apa-apa dan belum mencapai apa-apa. Selalu saya katakan pada diri sendiri dengan suara lantang bahwa melakukan hal-hal tersebut tidak akan mengubah apapun dalam hidup saya. Jadi lebih baik terapkan dan perkataan hal yang baik, hal yang positif, hal yang dapat menaikkan mood. Seperti tertulis bahwa mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang diinginkan Tuhan untuk kita lakukan. 

Ada orang-orang tertentu yang sulit untuk bercerita dan sulit percaya pada orang lain. Konon menulis bisa menjadi terapi self healing. Dengan menuliskan hal-hal yang mengganjal di pikiran sehingga membuat overthinking lalu setelah ditulis dibaca kemudian dirobek lalu dibuang. Setidaknya itu yang saya pahami. Kadang saya tergoda untuk ke psikolog dan mencari tahu apa yang sebenarnya salah dalam diri saya ya g perlu diperbaiki atau diobati. Namun itu hanya wacana saja. Karena saya sebenarnya mudah untuk melupakan hal-hal tertentu namun kadang juga memaafkan namun tidak melupakan. Ambigu dan terkesan plin plan namun ya begitulah. 

Carilah kesibukan atau kerjakan hobi yang menyenangkan untuk melupakan sejenak beban pikiran. Berdialog dengan diri sendiri untuk memahami apa sebenarnya yang saya inginkan dan yang harus dilakukan agar semuanya sesuai dengan apa yang saya mau. 

Senin, 03 Januari 2022

Memories

 #31daywritingchallengeid

Hari ketiga ini di isi dengan memories atau kenangan atau ingatan. Mama baru saja bertemu dengan teman lama. Maka panjang dan lama obrolan antar mereka. Dari pagi hingga petang tak putus aliran cerita. Berkalu diceritakan ulang hal yang sama oelh mama. Mengenai teman kecilnya yang sekarang tinggal bersama adiknya dan sang adik sebagai pencari nafkah dengan ojek online. 

Sementara rencana saya bertemu teman lama gagal karena salah perhitungan. Terpaksa di atur ulang janji temu kami. Selain itu juga WA saya baru dibalas setelah saya sudah meninggalkan kota masa kecil. Kembali berada di rumah yang saat ini menjadi home sweet home meski dengan segala letak benda yang berantakan serta debu bertebaran. 




Sabtu, 01 Januari 2022

Finding Balance

 Ini hari kedua dan tulisan kedua dari #31daywritingchallengeid.

Yup, ini ditulis dan disimpan untuk di edit nanti setelah selesai posting tulisan pertama. Agak bingung juga apa yang mau ditulis mengenai finding balance. 

.

New begginning

 Sudah lewat 22 menit sejak 1 Januari 2022. Rencana mau ikut tantangan #31daywritingchallengeid (Day1). Tapi tertunda dan baru diposting di 2 Januari. 

New begginning.

Memulai awal tahun dengan beberapa hal yang masih berupa angan-angan abstrak di pikiran. Rencana menamatkan alkitab dalam setahun, belajar solmisasi supaya antara suara dan alat musik bisa sinkron, banyak membaca genre buku untuk meningkatkan skill dan menambah pengetahuan dalam upaya mengasah intelektualitas dan memotivasi diri, mengenal yang konon katanya inner child supaya bisa healing dan masih banyak hal bersliweran di otak. 

Hari ini bertandang ke rumah sahabat lama dan bergunjing tentang bermacam hal. Mengenai komunitas DM, mengenai pantutan dulu kala yang broken image karena satu dan lain hal, kesenjangan konsep dan pemikiran antara aktifis dengan kami yang sudah berusia diatas 30 tahun. Membicarakan mengenai investasi dan bermacam platform yang ada yang dapat dijadikan sumber passive income. Tentang WL dahulu di idolakan dan masih aktif melayani dan yang sudah tak ada lagi. Sekelumit cerita membuat Minutes of Meeting yang di anggap keren namun seharusnya sudah hal mendasar bila menjadi notulen rapat. Kebiasaan jam karet saat rapat offline, kesenangan having fun in every occassion dengan kebutuhan posting demi validasi, keceriaan bila sudah berkumpul sehingga membuat ingin curhat dan sebagainya dan sebagainya. 

Kesempatan berkunjung ke rumah saudara walau agak kurang sreg dengan si empunya acara serta dayang-dayangnya. Rencana bersua dengan seorang atau dua orang sahabat masa muda sebelum kami menikah. 

Serba di mulai dari nol lagi ya untuk semua hal baik yang menyenangkan, kurang sreg di hati, menjengkelkan, bikin emosi atau apapun itu yang pastinya akan selalu silih berganti.

Its a new begginning or its a brand new day.