Kamis, 08 Februari 2018
Yuk bikin passport
Sehubungan dengan rencana berobat ke negeri tetangga, salah satu yang wajib di miliki adalah passport. Sementara hubby sudah bikin duluan saat akan wisata bersama rekan kerjanya ke Thailand. Saat itu hubby daftar secara manual. Maksudnya datang langsung pagi sekali untuk ambil nomor antrian. Mirip dengan pengambilan nomor antrian BPJS. Siapa yang datang pagi akan lebih cepat terlayani. Namun sejak akhir tahun lalu pendaftaran nomor antrian passport menggunakan antrian online. Terlebih dulu download antrian passport di playstore. Lalu daftar untuk akun supaya bisa login. Setelah bisa login maka aktifkan lokasi sehingga dapat memilih kantor imigrasi mana untuk tempat pengajuan passport. Yang menjadi kendala adalah harus rajin mengecek ketersediaan kuota. Beberapa kali login antrian passport selalu kuota habis silakan pilih kantor imigrasi lain. Mau yang Jakarta Utara Timur Selatan Barat Tangerang Serang Bandung Depok saat mau daftar selalu maaf kuota sudah habis. Mengecek Sabtu Minggu Jumat sore juga belum beruntung. Saat sudah pasrah sambil mengecek saya akhirnya diijinkan Tuhan mendapat kesempatan kuota tersedia di imigrasi Depok. Syukur Puji Tuhan langsung saya daftar masukan nomor identitas dan pilih hari serta jam layanan. Setelah selesai daftar saya mendapat verifikasi berupa QR Code yang di kirim ke akun antrian passport pada kolom jadwal dan dapat di cek di email serta di file hp. Di situ tertera hari dan jam saya harus antri serta menyiapkan fotokopi beserta dokumen asli yang wajib di bawa saat pendaftaran. Harus menjadi perhatian bahwa fotokopi semua dalam ukuran A4. Khususnya fotocopy KTP jangan dipotong kecil sesuai ukuran asli. Dokumen yang diperlukan yaitu KTP, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, Surat Nikah. Apabila belum menikah bisa berupa Ijazah atau Surat Baptis. Saat datang di pos depan kita akan diberikan formulir yang harus di isi. Jangan lupa siapkan materai untuk salah satu formulir yang harus kita isi. Setelah formulir di isi diserahkan ke bagian pos depan lalu kita mendapat kalung id dengan nomor antrian. Sesuai data kode QR jadwal saya adalah jam 11 - 12 siang. Makanya saya baru datang jam setengah sebelas. Kemudian saat saya masuk ternyata masih antri lagi untuk verifikasi dokumen asli dan fotocopy. Nomor antrian verifikasi saya adalah 123. Setelah nomor saya dipanggil segera saya menuju loket dan memberikan dokumen berupa kode QR dan dokumen asli serta fotocopy. Oleh petugas fotokopi dokumen diambil dan ditaruh di map. Kemudian saya menunggu dipanggil untuk foto antrian dan diserahkan map yang diberi no antrian lagi untuk wawancara dan foto. Kali ini saya mendapat no urut 110. Sebelumnya saat duduk mengantri saya ngobrol dengan orang yang duduk disebelah. Ketika mengantri untuk wawancara dan foto kembali duduk bersebelahan dengan orang yang sama. Alhasil kami melanjutkan ngobrol. Beberapa saat kemuadian saya dipanggil untuk wawancara dan foto. Ternyata hal tersebut tidak dilakukan bersamaan. Pertama kita di wawancara terlebih dahulu. Saat di wawancara semua dokumen fotocopy di scan dan map yang berisi fotocopy di beri nomor lagi. Selesai wawancara kembali disuruh duduk di bangku merah untuk antri foto. Waktu saya akhirnya dipanggil untuk foto ternyata kameranya bermasalah sehingga hasil foto tidak online ke sistem. Itu adalah loket 1 dan saya dilayani oleh seorang mbak bernama Sylvi. Berbarengan saat saya dilayani oleh mba Sylvi, di loket 2 seorang ibu bermaksud memperpanjang passport. Namun menurut petugas yang kalau tidak salah bernama Pak Lukman sang ibu disarankan memperpanjang passportnya nanti saja sekitar dua bulan sebelum ibadah hajinya akan dilakukan. Karena katanya sayang kalau sudah perpanjang passport tapi tidak dipergunakan. Sebab ternyata ibu tersebut baru akan menunaikan ibadah haji masih beberapa tahun lagi. Karena kamera loket 1 masih error dan ibu di loket 2 tidak jadi perpanjang passport maka saya pindah ke loket 2. Disinilah terjadi hal yang kurang menyenangkan. Saya diambil fotonya lalu diambil sidik jari kesepuluh jari. Ketika dibacakan ulang datanya ternyata bukan data saya namun data ibu sebelumnya yang tidak jadi perpanjang. Namanya Neneng sesuatu dan lahir tahun 60an. Asumsi saya saat ibu tersebut batal datanya masih belun log out makanya ketika saya di foto dan ambil sidik jari masih data ibu tersebut. Akibatnya saya terpaksa menunggu lagi karena perbaikan data yang harus dilakukan oleh petugas. Ketika menunggu perbaikan data tersebut saya kembali duduk disebelah ibu tadi ngobrol bareng. Akhirnya kami berkenalan dan namanya bu Lina serta sebelahnya namanya Evi. Ketika mereka berdua sudah selesai foto saya kembali menanyakan nasib saya ke petugas. Saya diberitahu petugas bernama pak Wibowo bahwa permasalahan saya sedang diatasi. Laporan sudah dibuat untuk mengklarifikasi kesalahan foto dan sidik jari saya yang tercantum dalam data bu Neneng sesuatu itu. Namun tetap saja saya kembali harus menunggu sampai dipanggil lagi oleh petugas. Akhirnya setelah mulai bosan menunggu saya dipanggil untuk foto. Lalu saya mendapat surat keterangan untuk pengambilan passport beserta struk untuk melakukan pembayaran biaya passport sebesar Rp. 355.00,00 saja. Oh iya satu informasi tambahan. Pembayaran dapat dilakukan di bank dan kantor pos. Nah, di depan kantor imigrasi Depok sudah stand by mobil pos yang dapat dijadikan tempat pembayaran. Namun harus tunai ya. Setelah membayar maka akan dapat bukti pembayaran yang akan digunakan untuk pengambilan passport. Passport dapat diambil dalam jangka waktu 4 hari kerja setelah kita melakukan pembayaran. Jadi passport saya seharusnya sudah dapat di ambil pada Kamis minggu depan. Semoga saat pengambilan passport tidak ada kendala apapun. Sebab menurut kakak saya yang menemani saat dia sedang menunggu saya ada orang yang mau ambil passport namun ternyata passport milik orang tersebut belum tercetak. Entah mengapa demikian karena saya juga tidak mendapat informasi lain apakah karena orang tersebut mengambil sebelum waktunya, apakah ada kesalahan informasi mengenai pengambilan passport atau bagaimana. Lama waktu saya antri sampai selesai sekitar setengah hari. Awalnya jam setengah sebelas mulai isi formulir selesai sampai melakukan pembayaran jam setengah lima. Dimana seharusnya apabila tidak ada kesalahan foto dan sidik jari yang masuk ke data orang maka saya sudah selesai jam tiga atau setengah empat. Demikian lika liku suka duka pembuatan passport yang saya alami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar