Kesempatan bertemu teman lama yang sudah direncanakan sebelumnya terwujud hari ini. Setelah beberapa tahun tidak ketemu Pegy dan lost contact bbm akhirnya ya. Sama Yolanda juga sudah 2 tahun. Terakhir berjumpa saat Fiona baru lahir sekitar dua bulan. Sekarang Fiona sudah bisa jalan dan mirip sama Omri. Namun pendiam sama seperti mamanya hehehe. Sempat mampir ke rumah Nina tapi dia lagi tidur. Niat mau balik lagi tapi waktunya udah tersita kunjungan Pegy dan Yolanda.
Setidaknya bisa ngobrol panjang lebar sama Pegy dan Yolanda di rumah masing-masing. Dengan Pegy bahkan ada rencana mau jualan gamis. Semoga saja ini salah satu jalan yang diberikan Tuhan untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Begitu banyak cerita mengalir selama kami duduk bersama di ruang tamu. Sesekali Rina wuri ikut ngobrol walaupun lebih banyak saya dan Pegy catch up things.
Apa yang diobrolkan juga membuka wawasan baru. Dimana Pegy cerita tentang sekolah di Bogor yang memberi subsidi silang bagi anak keluarga pra sejahtera. Mereka dapat bersekolah dengan fasilitas sekelas sekolah swasta internasional, dimana sekolah dilengkapi kolam renang, lapangan tenis, lapangan basket. Biaya uang sekolah katanya hanya Rp. 200.000 per bulan. Konon pemilik sekolah tersebut sering diundang di tv swasta. Penerimaan murid pun bisa mencapai 3.000 siswa, bayangkan.
Sementara dengan Yolanda mengenang masa lalu di DM. Adanya perasaan berbeda dengan yang sekarang. Perbedaan yang terasa karena adanya gap beda generasi mungkin. Beda cara menjalankan organisasi DM, beda dalam pengambilan keputusan, beda dalam cara bersenang-senang. Serta masih banyak perbedaan lainnya. Apabila ada kesempatan ikut ibadah pasutri kami berniat datang bareng.
Konsultasi tentang pembuatan cerpen kurang berjalan lancar. Disarankan untuk rajin membaca novel atau cerpen untuk mengambil intisari cerita. Saat ditanyakan tentang POV pun sepertinya beda pemahaman. Karena saking banyaknya topik pembicaraan lain.
Apa yang diobrolkan juga membuka wawasan baru. Dimana Pegy cerita tentang sekolah di Bogor yang memberi subsidi silang bagi anak keluarga pra sejahtera. Mereka dapat bersekolah dengan fasilitas sekelas sekolah swasta internasional, dimana sekolah dilengkapi kolam renang, lapangan tenis, lapangan basket. Biaya uang sekolah katanya hanya Rp. 200.000 per bulan. Konon pemilik sekolah tersebut sering diundang di tv swasta. Penerimaan murid pun bisa mencapai 3.000 siswa, bayangkan.
Sementara dengan Yolanda mengenang masa lalu di DM. Adanya perasaan berbeda dengan yang sekarang. Perbedaan yang terasa karena adanya gap beda generasi mungkin. Beda cara menjalankan organisasi DM, beda dalam pengambilan keputusan, beda dalam cara bersenang-senang. Serta masih banyak perbedaan lainnya. Apabila ada kesempatan ikut ibadah pasutri kami berniat datang bareng.
Konsultasi tentang pembuatan cerpen kurang berjalan lancar. Disarankan untuk rajin membaca novel atau cerpen untuk mengambil intisari cerita. Saat ditanyakan tentang POV pun sepertinya beda pemahaman. Karena saking banyaknya topik pembicaraan lain.
Sayangnya tidak sempat bertemu Tesa. Padahal kemarin Tesa, Pegy dan Rina ke Margo sebab Tesa mau potong rambut di Joni Andrean. Kalau saya mah di salon Happy saja murmer cuma Rp. 20.000 saja. Plus obrolan dengan hair stylist yang ternyata pendukung Ahok. Jadi hari ini terpuaskan kangen sama anak lama. #nulisrandom2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar