Akhirnya keluar juga pengumuman promosi dan salah satu yang di promosi adalah my bro. Namun tentu saja ada yang sedih karena masih belum dapat giliran. Antara yang belum dapat giliran juga ada yang menanggapi dengan ikhlas dan sabar sambil menunggu waktunya tiba, ada yang kecewa san pahit hati sehingga demotivasi.
Di masa seperti ini saya memilih untuk bahagia dan mengucap syukur apapun keadaannya. Sulit namun bukan berarti tak bisa dilakukan. Berusaha turut berbahagia ketika melihat teman bahagia itu tentu bukan hal mudah. Semua kembali pada pikiran kita sendiri mau di bawa ke mana dan mau apa. Kalau menuruti keinginan hati tentu memilih untuk kecewa, sedih, marah. Namun karena sudah mengetahui kebenaran bahwa kita harus memiliki kedamaian di dalam Tuhan sehingga ucapan syukur dapat keluar dari hati bukan sekedar basa basi.
Empati terhadap teman yang sedang bersedih dengan upaya menghibur dia. Mendoakan agar kelak saat promosi berikutnya ada namanya di sana. Bahkan saya pun merasakan keinginan dan berbagai pikiran serta pertanyaan mengapa saya belum dapat giliran, apa yang kurang dan apa yang harus ditingkatkan. Berusaha menyemangati diri sendiri agar saya terlebih dahulu berbahagia lalu saya akan bekerja cerdas dan akhirnya akan sukses.
Apalagi dengan kriteria baru mengenai penilaian kinerja yang harus diperhatikan seksama. Ada banyak hal baik jika kita memutar arah pandang dan pikiran untuk fokus pada hal positif. Apa yang kita tabur itu yang kita tuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar