Kamis, 07 Juni 2018

Sushi Tei Chit chat

Sejak minggu kemarin sudah kasak kusuk mau bukber by sushi. Namun tentunya kalau di GI akan antri lama dan panjang mengingat hari biasa saja seperti itu. Akhirnya dapat info kalau ada Sushi Tei di Citilofts. Maka booking untuk 12 orang. Sorenya berangkat lebih dulu yang melakukan booking. Maka berkumpulah kami setelah menyelesaikan beberapa berkas pekerjaan yang harus submit sebelum bos cuti. Seperti biasa ada beberapa obrolan yang menarik. Membahas mengenai perpindahan tanpa pemberitahuan seorang teman. Kaget dan tidak menyangka bahwa dia dipindahkan ke divisi Marketing. Juga membahas teman di divisi sebelah sana yang soKece dengan kebiasaan buruknya. Ada insight opini dari mantan marketing yang sekarang sudah nyaman sebagai back office. Antara lain bahwa ada seorang JS yang mengajari namun kurang bisa menjadi mentor dan kurang back up apabila masih ada kesalahan terjadi. Sementara marketing yang jutek dan kasar namun dibalik itu adalah seorang mentor yang baik sebagai pengajar. Leader yang menurutnya mengabungkan pekerjaan dan personal life. Gaya hidup hedon dengan ajakan kuliner di berbagai restoran, karaokean, serta kegiatan lain yang merupakan gaya hidup yang ingin dikurangi olehnya. Ternyata apa yang selama ini terlihat di luar belum tentu yang sebenarnya. Bahwa di depan orangnya bisa bermanis muka dan mulut namun di belakang menggunting dalam lipatan, menusuk dari belakang dengan menjelekkan orang tersebut. Memang kondisi ini tidak jauh beda dimanapun divisi kita ditempatkan. Hanya kadarnya saja dan cara menyikapinya yang membuat perbedaan. Terbersit dalam pikiran saya apakah orang lain juga melakukan hal tersebut kepada saya? Membicarakan kejelekan saya dan menggunjingkan perbuatan saya. Saya tidak tahu pasti karena tidak pernah ada omongan kejelekan itu mampir di telinga. Adapun saya sudah terbiasa dengan ucapan bahwa saya galak, judes dan kalau bicara terlalu keras. Jadi perkiraan saya hal itu akan jadi topik pembahasan kejelekan saya. Selain itu pelajaran yang saya petik adalah hati-hati dalam memilih teman, dalam berbagi cerita apalagi keluh kesah atau unek-unek tentang seseorang. Bisa jadi orang yang kita ceritakan malah menyampaikan cerita itu ke telinga yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar