Minggu, 11 Desember 2016

Masih belum dikasih

Setelah memulai kembali proses hamil dengan inseminasi di RS pemerintah tapi bagian swastanya, hasilnya gagal total. Tak terkatakan betapa kecewa dan sedihnya saya saat buang air kecil dan ada noda darah di pakaian dalam yang menandakan bahwa saya haid. Kekecewaan saya rasakan karena sepertinya dokter yang menangani terlalu cuek dan tidak informatif. Dari awal saya sudah agak kurang sreg dan sedikit curiga ketika pertama kali konsultasi dan memberikan semua hasil cek lab termasuk cek sperma namun dokter tersebut menyuruh untuk cek lab lagi dengan alasan cek sebelumnya dilakukan sudah beberapa tahun yang lalu. Terlintas di benak saya ketika dokter menyarankan tepatnya menyatakan bahwa cara satu-satunya hanyalah melalui IVF (Bayi tabung) setelah beliau mempelajari hasil cek lab sebelumnya.

Adapun saya selalu konsultasi sendiri tanpa ditemani suami dengan pertimbangan saya berobat terlebih dahulu. Namun, kalau saya tidak bertanya apakah suami perlu berobat juga atau bagaimana dokter baru memberikan resep yang kok saya pikir terlambat diberikan. Mungkin kalau saya tidak bertanya malah suami didiamkan saja dan tidak disuruh minum obat. Selama 2 minggu tiap hari perut saya disuntik bergantian kanan dan kiri agar sel telurnya berkembang sebesar 2 cm. 

Mana obat untuk kesuburan sel telur sangat mahal. Sekali nebus resep plus konsultasi bisa habis 2 jutaan. Budget dari kantor sudah habis namun ternyata inseminasinya gagal total. Dengan entengnya dokter berkata bahwa kemungkinan disebabkan karena volume atau jumlah sperma yang terlalu sedikit. Sangat menyebalkan sekali mendengarnya. Kan dokternya seharusnya lihat hasil lab cek sperma yang menyatakan volume sedikit dan ada saran IVF. Pikiran jahat saya berkata bahwa dokter sengaja tetap melanjutkan karena dari proses inseminasi beliau tentunya dapat bagian. 

Pada saat saya mau diinsem juga sudah menunggu dokternya sejam lebih dari waktu yang dijanjikan. Sekitar setengah jam sebelumnya saya sudah disuruh masuk ke ruang inseminasi dan persiapan dengan melepaskan pakaian dalam. Lalu ditinggalkan begitu saja dengan penjelasan suster bahwa dokternya masih ada tindakan IVF dulu di ruang sebelah. Dikarenakan ruangan yang ber AC dan saya melepas pakaian dalam maka saya jadi kebelet kencing. Ditambah rasa kesal dan bete karena terlalu lama menunggu akhirnya saya putuskan ke toilet untuk pipis. Saat sedag di toilet susternya memanggil dan mengatakan jangan pipis ditahan saja. Namun saya sudah terlanjur dan sudah flush toiletnya. Ketika saya baca-baca postingan blog mengenai IVF ternyata memang saat proses IVF harus menahan pipis. Hal ini membuat saya bertanya-tanya apakah kalau waktu itu saya tidak pipis maka proses insemnya akan berhasil?. Pertanyaan yang tidak akan pernah ada jawabannya. 

Akhirnya semua kembali ke awal. 

Sepertinya saya memang tidak atau belum diberi mujizat memiliki anak. Apalagi mendengar dan mengetahui kalau dua orang teman kantor yang juga sudah lama menikah akhirnya sudah hamil. Yang satu melalui proses IVF dan yang satu katanya proses alami setelah dia juga IVF di Yogya. 

Saya tidak bisa bercerita tentang hal ini kepada siapapun. Saya hanya bisa memendam semuanya dan menangis sendiri dikamar. Suami pernah berkata bahwa keinginan saya untuk punya anak seolah mengabaikan keberadaannya. Bahwa yang penting adalah kami sebagai suami istri saling memiliki. Bahwa dia juga sedih karena masih belum bisa memiliki keturunan. Apalagi permasalahannya antara lain karena  volume jumlah sperma yang terlalu sedikit. Selain itu kondisi rahim saya yang tertekuk atau terbalik juga makin mempersulit proses hamil secara alami.

Selesai proses insem saya juga tidak diberikan nasihat apapun sama dokternya. Ditinggal begitu saja. Cuma disuruh berbaring setengah jam baru boleh pulang setelah menyelesaikan administrasi. Nanti 2 minggu baru datang lagi untuk diperiksa berhasil atau tidak. Tidak ada wejangan atau pemberitahuan pantangan makanan atau pantangan aktifitas fisik atau apa. Kalau diingat-ingat lagi menyebalkan sangat karena gagal. Pada hari kesebelas atau keduabelas dari waktu 2 minggu saat pipis dan muncul noda coklat di pakain dalam saya langsung lemas dan kecewa. Sudah pasti gagal namun saya tetap cek ke dokter sekedar meminta penegasan atas kegagalan insem yang sudah dilakukan. 

Jadi, apabila ada yang tanya saya masih tetap memberi jawaban yang sama.

MASIH BELUM DI KASIH. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar