Hari ini 31 Juli 2016 tepat 6 tahun pernikahan dengan mas Renggo.
Tak terasa kami berhasil menjalani masa pernikahan ini. Begitu banyak hal terjadi. Penyesuaian karakter yang berbeda. Menyamakan visi dan misi agar bahtera kami mampu berlayar menghadapi segala badai dan menikmati setiap pelangi.
Walau sampai hari ini kami belum dikaruniai buah hati. Sepertinya Tuhan masih menguji kesabaran dan iman kami. Betapa tidak enaknya menunggu selama ini. Namun kami hanya dapat menyerahkan semua kepadaNya. Kami sudah berupaya dengan cek ke dokter. Bahkan saya sudah dioperasi kista dan miom pada Maret 2014 lalu. Namun sampai sekarang masih belum ada tanda kehamilan. Sudah kering rasanya air mata. Sudah lelah hati untuk merasa. Apalagi ada teman mas Renggo yang istrinya memberitahukan bahwa ketika saya minta didoakan dan mereka mendapat perkataan Tuhan bahwa kandungan saya lemah dan hanya mujizat saja yang membuat saya bisa hamil. Mendapat perkataan itu saya hanya bisa membalas bahwa semuanya sudah saya serahkan pada Tuhan. Terserah Tuhan maunya apa.
Hal lain adalah masalah pekerjaan rumah tangga. Tugas saya adalah setrika baju, beberes rumah meliputi mengepel,menyapu, membersihkan bak dan lantai kamar mandi. Tugas mas Renggo adalah mencuci dan memasak. Awalnya saya merasa capek sekali mengerjakan pekerjaan rumah tangga tersebut. Namun lama kelamaan saya menikmatinya. Mas Renggo juga bukan tipe suami yang memaksa bahwa rumah harus rapih bersih. Kalau saya sedang capek dan malas saya dibiarkan saja bangun siang di hati sabtu. Yang penting ketika akan bekerja baju sudah rapih dan siap dipakai.
Hal lainnya lagi yang kadang bikin sebel adalah saya harus mengekang keinginan jalan-jalan dengan teman. Salah satu contohnya adalah ketika ingin ke Kuningan kerumah Kiki tidak diijinkan. Karena saya ijinnya mendadak dan juga karena mas Renggo sakit kepala akibat kehujanan beberapa hari sebelumnya. Padahal saya sangat ingin ke Kuningan mengingat kami akan dijamu oleh Kiki dan keluarganya. Penginapan terjamin makanan terjamin. Kami hanya siapkan biaya oleh-oleh, biaya masuk tempat wisata dan biaya tak terduga. Namun apa daya kalau tidak diijinkan tidak mungkin saya nekat pergi. Selain itu pada umumnya mas Renggo mengijinkan apabila saya ijin jauh hari dan acaranya tidak sampai malam. Pokoknya diusahakan jam 21.00 sudah harus dirumah. Kalaupun acaranya Sabtu langsung pulang pas acara selesai. Begitulah kalau punya suami tipe orang rumahan sementara istrinya tipe tukang jalan. Mas Renggo hobinya merawat tanaman. Tanah sepetak didepan rumah sudah ditanami macam-macam dan menghasilkan seperti kedondong, timun, kemangi, daun mint, tomat, cabai dan lain-lain. Sayangnya bunga susah tumbuh ditanah itu entah karena kurang subur atau apa.
Kami merayakan 6 tahun pernikahan berdua saja dengan makan siang di bebek pak Ndut. Kalau tahun kemarin kami merayakan bersama mama, bapak, Rina, mba Rani dan Philo di Aeon mall dengan makan di food court dan nonton film.
Semoga ketika merayakan anniversary tahun depan kami sudah dikaruniai momongan. Amin.