Kantor saya sangat mempertimbangkan absensi. Dimana dalam setahun penilaian kami tidak boleh telat satu kali pun. Harus bersih sebersih-bersihnya. Karena absen yang bagus mencerminkan kinerja yang bagus juga. Sepertinya itulah perrtimbangan manajemen melalui HRD dalam menentukan apakah kamu layak dipromosi atau tidak.
Pertama absen harus bersih.
Kedua kinerja baik perorangan maupun tim juga harus bagus.
Rumors said that in one team you can not have all member with good performance. Pasti ada yang nilainya jelek atau harus ada yang nilainya jelek begitu.
Zaman bos yang dulu penilaian dilakukan dua kali setahun demikian juga promosi. Biasanya bulan Mei dan Desember akan muncul siapa yang dipromosi.
Namun era berubah dengan kedatangan bos baru di HRD yang mengakibatkan banyak perubahan. Mungkin bukan salah dia atau bukan usul dia tapi karena semua perubahan terjadi pada era dia ya mau bagaimana lagi. Tentunya kami mencari pihak yang dapat disalahkan untuk perubahan kebijakan manajemen.
Namun era berubah dengan kedatangan bos baru di HRD yang mengakibatkan banyak perubahan. Mungkin bukan salah dia atau bukan usul dia tapi karena semua perubahan terjadi pada era dia ya mau bagaimana lagi. Tentunya kami mencari pihak yang dapat disalahkan untuk perubahan kebijakan manajemen.
Untuk pegawai yang punya anak khususnya ibu-ibu sangat sulit memenuhi tuntutan zero telat ini. Setidaknya ada 2 orang teman yang mengalami dilema absensi ini. Keduanya sudah punya anak dan lokasi rumahnya jauh dari stasiun kereta api. Tidak hanya mereka ada lagi teman yang masih belum menikah tapi telat bisa 44 hari dalam 6 bulan. Bayangkan berarti dia telat dua hari dalam sebulan apabila dirata-rata. Jarak rumah dan kantor memang menentukan absensi ditambah lagi transportasi apa yang kita pakai menuju kantor. Mengingat kemacetan Jakarta sangat luar biasa bikin stress.
Jumat kemarin ada pengumuman promosi. Kembali menelan kekecewaan karena nama saya belum muncul disitu. Padahal saya hanya telat sekali. Tidak tahu juga apa kriteria BOD memutuskan siapa yang dipromosi.
HRD, Clearing dan Funding ada 2 nama yang dipromosi. Marketing ada beberapa yang dipromosi. Kenapa ya divisi saya tidak bisa dua nama begitu sama nama saya??
Walaupun yang dipromosi temen baik tetap saja rasa iri itu muncul. Persaingan sangat ketat karena divisi saya totalnya bisa mencapai 80an yang antri untuk promosi. Saya berbesar hati dan berusaha menghibur diri bahwa dia dipromosi mungkin karena ditolak aplikasi permohonan untuk jadi staff. Kompensasinya ya dapat promosi. Itu sih perkiraan saya saja yang sotoy.
Teamwork juga masih kurang untuk temen-temen cabang yang mempengaruhi kinerja saya supaya tidak ada lagi suspense extend tapi kenyataannya tetap saja ada. Belum lagi checker yang keteteran karena lot kerjaan yang menumpuk. Sudah memberikan dokumen pekerjaan dari kapan baru diceknya kapan. Tidak bisa menyalahkan juga karena dia juga ditarget harus bisa settled 2,5 Milyar per bulan. Pucing pala berbie.
Barusan baca postingan dream job itu adalah yang gajinya oke, pekerjaannya menantang ngasah otak dan rekan kerja yang "gila".
Sejauh ini sih gaji cukup, rekan kerja so so, kerjaan rutin yang gak ngasah otak jadi mesti upgrade manually.
Well, asumsi saya mengenai penghalang antara promosi dan absensi adalah kemauan untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi diri untuk terus bekerja dari hati seperti untuk Tuhan. Karena kalau ngedengerin omongan negatif tentang kerjaan, rekan kerja, bos, BOD semua itu pasti tidak ada habisnya.
Keep the sipirit on fire to serve where God had put us.
Melayani melalui pekerjaan diperusahaan ini itulah panggilan yang harus diperbaharui hari lepas hari.
Chia yo!!! Aza aza Fighting!!! Ganbatte!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar