Minggu, 26 Juni 2016

Promosi dan Absensi serta penghalang diantaranya

Kantor saya sangat mempertimbangkan absensi. Dimana dalam setahun penilaian kami tidak boleh telat satu kali pun. Harus bersih sebersih-bersihnya. Karena absen yang bagus mencerminkan kinerja yang bagus juga. Sepertinya itulah perrtimbangan manajemen melalui HRD dalam menentukan apakah kamu layak dipromosi atau tidak.

Pertama absen harus bersih.

Kedua kinerja baik perorangan maupun tim juga harus bagus.

Rumors said that in one team you can not have all member with good performance. Pasti ada yang nilainya jelek atau harus ada yang nilainya jelek begitu.

Zaman bos yang dulu penilaian dilakukan dua kali setahun demikian juga promosi. Biasanya bulan Mei dan Desember akan muncul siapa yang dipromosi. 

Namun era berubah dengan kedatangan bos baru di HRD yang mengakibatkan banyak perubahan. Mungkin bukan salah dia atau bukan usul dia tapi karena semua perubahan terjadi pada era dia ya mau bagaimana lagi. Tentunya kami mencari pihak yang dapat disalahkan untuk perubahan kebijakan manajemen. 

Untuk pegawai yang punya anak khususnya ibu-ibu sangat sulit memenuhi tuntutan zero telat ini. Setidaknya ada 2 orang teman yang mengalami dilema absensi ini. Keduanya sudah punya anak dan lokasi rumahnya jauh dari stasiun kereta api. Tidak hanya mereka ada lagi teman yang masih belum menikah tapi telat bisa 44 hari dalam 6 bulan. Bayangkan berarti dia telat dua hari dalam sebulan apabila dirata-rata. Jarak rumah dan kantor memang menentukan absensi ditambah lagi transportasi apa yang kita pakai menuju kantor. Mengingat kemacetan Jakarta sangat luar biasa bikin stress.

Jumat kemarin ada pengumuman promosi. Kembali menelan kekecewaan karena nama saya belum muncul disitu. Padahal saya hanya telat sekali. Tidak tahu juga apa kriteria BOD memutuskan siapa yang dipromosi. 

HRD, Clearing dan Funding ada 2 nama yang dipromosi. Marketing ada beberapa yang dipromosi. Kenapa ya divisi saya tidak bisa dua nama begitu sama nama saya??

Walaupun yang dipromosi temen baik tetap saja rasa iri itu muncul. Persaingan sangat ketat karena divisi saya totalnya bisa mencapai 80an yang antri untuk promosi. Saya berbesar hati dan berusaha menghibur diri bahwa dia dipromosi mungkin karena ditolak aplikasi permohonan untuk jadi staff. Kompensasinya ya dapat promosi. Itu sih perkiraan saya saja yang sotoy.

Teamwork juga masih kurang untuk temen-temen cabang yang mempengaruhi kinerja saya supaya tidak ada lagi suspense extend tapi kenyataannya tetap saja ada. Belum lagi checker yang keteteran karena lot kerjaan yang menumpuk. Sudah memberikan dokumen pekerjaan dari kapan baru diceknya kapan. Tidak bisa menyalahkan juga karena dia juga ditarget harus bisa settled 2,5 Milyar per bulan. Pucing pala berbie.

Barusan baca postingan dream job itu adalah yang gajinya oke, pekerjaannya menantang ngasah otak dan rekan kerja yang "gila". 

Sejauh ini sih gaji cukup, rekan kerja so so, kerjaan rutin yang gak ngasah otak jadi mesti upgrade manually.

Well, asumsi saya mengenai penghalang antara promosi dan absensi adalah kemauan untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi diri untuk terus bekerja dari hati seperti untuk Tuhan. Karena kalau ngedengerin omongan negatif tentang kerjaan, rekan kerja,  bos, BOD semua itu pasti tidak ada habisnya.

Keep the sipirit on fire to serve where God had put us.

Melayani melalui pekerjaan diperusahaan ini itulah panggilan yang harus diperbaharui hari lepas hari.

Chia yo!!! Aza aza Fighting!!! Ganbatte!!!

Jalan Liburan Sukabumi Cibodas

Karena mas Renggo masih dalam rangka menanti masuk di sekolah yang baru yaitu di Efata maka disepakati bahwa kami akan liburan. 

Sebelumnya sempat terpikir untuk ke Bandung tapi mengingat macet dan jauh akhirnya batal. Cari yang terdekat di Bogor tapi pilihan tempat wisatanya kurang pas. 

Terbersit keinginan mas Renggo dengan usulan bagaimana kalau ke Sukabumi saja mengunjungi lek Nus. Karena sudah lama sekali mas Renggo memiliki keinginan sowan kesana. Saya pernah ke Sukabumi sewaktu lek Nus sakit dan dirawat di RS tempat tante Tuti bekerja. Itu sudah lama sekali menjenguk kesana bareng sama mba Rani berangkat sama-sama dari Depok naik bis MGI.

Karena sudah diputuskan akan ke Sukabumi maka dicari tanggal yang pas. Berhubung bulan puasa kami memilih minggu ketiga dengan pertimbangan kalau minggu terakhir akan bareng dengan arus mudik. Selain ke rumah lek Nus kami juga akan ke Cibodas dengan harapan bisa wisata ke Gunung Gede tempat Sinto Gendeng menggembleng muridnya Wiro Sableng. Saya sudah ajukan cuti seminggu dari 20 sampai 24 Juni 2016. Namun kami berangkat Jumat 17 Juni 2016 dimana saya masih punya cuti special leave.

Pada hari Jumat ketika sudah siap berangkat rencana akan naik bis arah Bogor dari depan stasiun Serpong. Namun melihat bawaan yang berat saya tawarkan alternatif naik grabcar saja dan mas Renggo setuju. Biaya grabcar dari Serpong ke Baranangsiang 159.000 namun tol bayar sendiri dengan biaya total tol sekitar 40.000 Rupiah. Sampai baranangsiang naik bis arah Pelabuhan ratu untuk menuju Cicajur rumahnya lek Nus. Bisnya 20.000 per orang. Dengan andalan google maps kami turun terlalu cepat dan dijemput pakai motor lik Nus.

Awalnya kami bermaksud ke Selabintana, gunung Padang, Kawah ratu dan air terjun disekitaran Sukabumi. Setelah berbincang dengan lik Nus dan tante Tuti akhirnya diputuskan tujuan wisata adalah ke air terjun di dekat Javana Spa. Namun dikarenakan dari pagi hujan terus kami tidak bisa ke kawah ratu karena saat hujan gas dari kawah ratu berbahaya apabila terhirup bisa mengakibatkan kematian. Maka Sabtunya walaupun masih gerimis kami tetap berangkat karena memang hanya Sabtu kami bisa wisata di Sukabumi mengingat Minggu pasti ke gereja dan Senin sampai Rabu Elsa dan Martha akan reatret Cicisuci di Puncak.

Kami menyewa mobil tetangga depan rumah lek Nus dan sopirnya adalah sopir sewaan yang biasa dipakai oleh kantor tante. Perjalanan menuju Javana spa sangat mencekam karena masih gerimis sehingga udara sangat dingin dan berkabut. Berhubung letaknya yang dipegunungan maka jalan kesana berbelok curam dan menanjak tajam. Untungnya sopir kami berpengalaman. Ketika sampai didepan gerbang Javanaspa mobilnya mogok dan terpaksa minta bantuan karyawan dan satpam disitu.

Perjalanan ke air terjun awalnya biasa namun saat sudah mulai menuruni tangga curam dan pegangan yang kurang meyakinkan akhirnya sampai juga di air terjun. Puas foto selfie wefie dan foto lainnya kami kembali dan melihat ada saung lalu beristirahat disitu. Di saung ketahuan bahwa di kaki kami masing-masing ada pacet yang menghisap darah karena saat pacet ditarik paksa kaki kami berdarah terus dan baru berhenti setelah digosok dengan daun sesuatu lupa namanya. Yang parah adalah Martha karena ada beberapa pacet dikakinya dan darahnya tidak berhenti mengalir sampai kami kembali ke gerbang Javana spa. Oh iya Javana spa berdiri sudah sejak zaman pak Harto. Javana Spa adalah milik salah satu mentri era beliau.

Saat akan ke Sukabumi kami tidak mengetahui kalau Elsa akan ditahbiskan SIDI. Maka sungguh suatu kebetulan ketika kami dapat menghadiri acara SIDI di GKI Cicurug bersama keluarga lek Nus. Ada mamanya tante Tuti, ada kakaknya tante Tuti beserta istri dan anaknya Josephine dan Jasmine. Ada sedikit drama sebelum SIDI mengenai baju Elsa yang kurang sreg disebabkan salah pengertian antara tante Tuti, Elsa dan si penjahit sehingga hasilnya belum sesuai kemauan Elsa. Lalu ada juga pemindahan acara SIDI ke ibadah kedua. Hal itu dikarenakan ibu-ibu suku tertentu yang mengatakan bahwa mereka harus kesalon dulu sehingga kalau ibadah pertama terlalu pagi dan ke salon butuh waktu. Yang SIDI siapa yang rempong emaknya ingin eksis dan narsis kekinian. 

Pulang gereja pesanan grabcar tidak dapat driver akhirnya diputuskan naik angkot ke Ciawi dilanjut dengan bis ke Cibodas. Naik angkot lebih murah hanya 15.000 per orang sementara bisnya sama dengan biaya bis ke pelabuhan ratu. Kami langsung berangkat jam 2 siang karena menghindari buka tutup lalu lintas arah naik dan turun dari puncak.

Mengandalkan googlemaps dan kenek bis kami turun di Cibodas. Namun karena tidak mengetahui letak penginapan yang kami tuju akhirnya kami menggunakan ojek. Tukang ojeknya tidak tahu persis letak penginapan hanya ancer-ancernya saja. Kami memilih Tangko Inn Resort setelah googling dan melihat bahwa letaknya paling dekat ke kebun raya Cibodas dan Gunung Gede. Di perjalanan saya telepon terlebih dahulu untuk reservasi dan menanyakan harga. Ternyata harga di booking.com sama dengan harga go show yaitu 420.000 per malam. Saat sampai di penginapan langsung kami cek in untuk 2 malam dulu. Mengingat hanya kami tamu yang menginap maka yang seharusnya kami di kamar standar dekat kolam renang dengan harga tersebut kami mendapat up grade ke kamar dengan balkon. Sangat menyenangkan dan tak terduga.

Karena kami cek in sudah sore dan saat turun dari bis langsung naik ojek maka kami tidak sempat membeli makanan untuk makan malam. Akhirnya kami dibantu staff penginapan untuk dibelikan makan malam nasi goreng seafood dan sate kelinci plus nasi dan kerupuk. Kami berikan uang 100.000 dan dikembalikan 20.000 yang kami tambahkan 5.000 untuk uang tip. Total biaya makan malam plus tip 105.000 deh. Sebelumnya kami juga berbincang mengenai bagaimana ke gunung gede dan rencana sewa motor. Namun terpaksa kami urungkan niat ke gunung gede karena ternyata itu adalah rute pendakian tidak bisa untuk wisata. Pilihannya adalah Taman Bunga Nusantara dan Kebun raya Cibodas. Maka kesitulah kami pergi.

Biaya sewa motor adalah 150.000 per hari tidak termasuk bensin. Pertimbangannya adalah kalau sewa mobil kisaran 300.000 maka sewa motor setidaknya setegahnya. Dengan motor dan sekali lagi google maps kami menelusuri jalan mencari Taman Bunga Nusantara sebagai tujuan pertama. 

Sayang di taman bunga nusantara kami hanya sebentar. Kami menaiki bis warna kuning dengan biaya 40.000 per orang sudah termasuk tiket masuk. Sebelum bis kembali ke gerbang depan kami turun dan masuk ke rumah kaca. Karena tongsisnya error jadi tidak bisa foto berdua dan mas Renggo juga tidak mau minta tolong orang karena tidak mau merepotkan. Keluar dari rumah kaca kami ke taman Jepang namun menurut saya biasa saja karena kurang menunjukan suasana Jepang. Di taman Jepang ada yang foto pre-wedding tapi calon pengantin pria bajunya pakai kemeja saja dan menurut saya njomplang dengan wanitanya karena calon pengantin wanita full make up, well dress banget. Keluar dari Taman Jepang kami melihat 3 pasang yang juga sedang pre-wedding. Lokasinya memang bagus buat foto-foto. Sedihnya karena cuaca gerimis dan mas Renggo kakinya pegel-pegel sehabis dari air terjun di Javana spa kami langsung pulang supaya tidak kena hujan. Padahal saya masih ingin ke taman Paris, taman Belanda namun apa daya.

Perjalanan menuju penginapan akhirnya berbelok kekiri menuju kebun raya Cibodas meski waktu menunjukan jam 4 sore. Demi menyenangkan hati saya mas Renggo melewatkan makan siang dan istirahat. Kami masuk kebun raya Cibodas dari pintu belakang dengan biaya 25.000 untuk 2 orang dan 1 motor. Suasana sangat mencekam dengan udara dingin dan langit sore yang gelap. Amat susah menentukan mau lewat mana dan mau kemana karena tidak ada orang yang bisa ditanya. Meskipun ada peta tetap membingungkan. Kami mencoba jalan kecil namun dikarenakan motornya susah dikendalikan dan mas Renggo sangat peduli dengan keselamatan maka diputuskan lebih baik kami pulang saja. 

Mencari jalur keluar dari kebun raya Cibodas juga kesasar karena ada rambu satu arah sehingga kami berputar-putar. Ketika hampir menuju pintu keluar mas Renggo melihat papan petujuk taman Sakura. Oh iya, saat melihat peta saya berkata bahwa ingin ke taman sakura. Karena kami juga bingung dengan jalur di dalam maka fokusnya adalah mencari jalan keluar. Mana saat belok naik turun ada turunan berbelok yang curam dan ada rambu hati-hati turunan curam. Kami putar balik dan akhirnya sampai ke pintu keluar 2 namun ternyata terkunci. Kami cari lagi dan ketemu dengan pintu 1 beserta papan petunjuk arah taman sakura. Karena kaki mas Renggo belum bisa jalan jauh maka saya berusaha menelusuri dimana sebenarnya letak taman sakura. Setelah berjalan sangat jauh dan naik turun saya putuskan balik saja. Tak dinyana bertemu dengan pegawai kebun raya Cibodas yang memberitahu letak taman sakura dibawah ikuti saja alur jalannya. Bergegas saya datangi mas Renggo dan kami naiki motor untuk menuju taman sakura. Berhubung masih bulan Juni maka sakura belum berekembang. Kalau mau melihatnya berkembang harus datang sekitar Juli - Agustus itupun jangan hari libur atau weekend karena pasti akan penuh sesak. Puas foto-foto akhirnya kami pulang dan diperjalanan mampir ke warung untuk beli makan malam.

Sampai penginapan kami langsung mandi dan istirahat. Sempat ada kejadian aneh yaitu saya mendengar suara benda jatuh diluar kamar kami namun saya berusaha mengabaikan karena tidak mau ketakutan sendiri. Kami makan malam di balkon yang walau tidak ada meja tetap seru dan mengasyikan. Kursi dikamar dikeluarkan ke balkon sebagai pengganti meja. Untungnya kami juga mampir ke warung sebelum ke kebun raya Cibodas dan membeli cemilan.

Karena kami tidak jadi ke gunung gede kami putuskan cek out saja pada hari kedua menginap. Tambahan lagi kami laundry beberapa potong baju dan pakaian dalam dikenakan biaya 75.000 yang menurut saya mahal apabila dibandingkan dengan laundry kiloan. Namun didesak kebutuhan mas Renggo kehabisan celana pendek dan celana dalam bersih ya fasilitas laundry memang harus kami gunakan. 

Sebelum cek out kami menikmati fasilitas lainnya yaitu kolam renang. Airnya dingin sekali pertama masuk kolam namun setelah tubuh kita menyesuaikan tidak masalah. Foto-foto di kolam renang walaupun akibat tongsis yang error terpaksa gantian foto tidak bisa bareng. Oh iya hari pertama paginya kami menikmati fasilitas permainan tenis meja, ping pong dan bilyar di ruangan dekat kolam renang. Menurut saya penginapan Tangko Inn Resort ini value of money sangat tinggi karena dengan harga demikian bisa menikmati kolam renang, tenis meja, ping pong dan bilyar serta posisi yang sangat dekat dengan kebun raya Cibodas dan gunung Gede.

Tibalah saat cek out. Diantar satpam penginapan dan staff menggunakan motor menuju jalan besar untuk mencegat bis. Disarankan naik bis AC Marita ke kampung rambutan. Namun saat kami menunggu lewat L300 yang menawarkan ke Baranangsiang maka naiklah kami berdua dan dijalan naik lagi beberapa orang. Pada akhirnya hanya tinggal kami berdua saja yang naik sampai baranang siang. Mempertimbangkan kelelahan fisik kami kembali memakai jasa grabcar. Posisi awal yang sulit kami input data Universitas Pakuan padahal sebenarnya di depan rumah brownis di Pajajaran sebelah fave hotel. Beberapa kali telepon dengan drivernya untuk mengarahkan akhirnya kami naik grabcar juga sampai kerumah. Biayanya sama dengan awal perjalanan di hari Jumat sebelumnya.

Tiba dirumah langsung beli makanan untuk makan malam supaya perut kenyang hati senang tidur tenang.

Sampai jumpa pada perjalanan kami berikutnya.


Kamis, 09 Juni 2016

Kue Ulang Tahun cukup tau aja

Sebenernya sih nggak bermaksud gimana-gimana. Cuma ada rasa kesal, kecewa dan bete yang akhirnya dengan lapang dada kesimpulannya ya Cukup tau aja.

Awalnya dimulai dari ulang tahun bos bulan desember. Pastinya sebagai anak buah mempersiapkan kado dan kue ulang tahun dong ya. Lalu dikumpulkanlah uang patungan beli kado dan kue ultah setelah dihitung perkiraannya disepakati per orang sekian rupiah. Namun saat akan beli kado bingung mau dibeliin apa dan siapa yang mau beliin kadonya karena pada nggak sempet. Akhirnya disepakati dibeliin semacam vignet alias lukisan wajah gitu. Terus kok sisanya banyak ya. Akhirnya ya udah beliin birthday doll di Scoop. Berhubung birthday doll yang tanggal ultah bos ga ada alias kehabisan akhirnya dibeliin mug dan sesuatu. 

Namun sebelumnya atas kesepakatan segelintir orang ternyata dibeliin juga kado buat 2 orang yang ulang tahun di bulan sebelumnya. Salah satunya si baper tingkat dewa. Nah, kenapa dibeliin kado ulang tahun? Karena saat ulang tahun teman yang bersamaan ultah di bulan yang sama dia traktir tapi ga semua diajak alias dipilih yang menurut teman ini dekat. Ya pastinya ga usah ditanya otomatis lah si baper tingkat dewa nyolot abis apalagi dikomporin sama temen yang deket alias akrab banget yang hoby posting biar eksis dan kekinian. Atas inisiatif dan kesepakatan segelintir orang inilah maka diputuskan agar si baper tingkat dewa dan teman yang ultah di bulan sebelumnya dibeliin kado juga dan ikutan tiup lilin kue ultah.

Mulailah Januari lalu yang ultah di bulan ini beserta yang baru saja permanen mengadakan acara makan traktiran. Akhirnya si baper tingkat dewa dan teman yang satu lagi terpaksa ikutan patungan acara makan-makan ini karena udah dikasih kado.

Bulan Februari dan Maret ada 4 orang yang ultah. Katanya mau patungan traktir tapi terhalang teman akrab si baper tingkat dewa yang nggak mau traktir mahal-mahal maunya nasi kotak aja itupun nggak semuanya dapet nasi kotak. Sorry gue ga mau kasih orang yang nggak gue suka alias cowok-cowok itu. Gara-gara hal itu akhirnya acara traktiran pending until further notice. Tapi acara beliin kue dan tiup lilin buat yang ultah Februari maret tetep ada dong, biaya beli kue awalnya pake uang satu orang temen tapi diganti diambil dari uang patungan kado yang udah terkumpul.

Bulan Mei ada 3 orang yang ultah termasuk gue. Akhirnya gue tanya mau digabung apa gimana. Lalu setelah ditanya pada setuju untuk digabung dan akan diadakan tanggal 27 Mei 2016 sekalian sebelum puasa. Namun karena ada kedukaan akibat meninggalnya ayahanda salah satu teman kami akhirnya diputuskan bahwa traktiran dimundurin saja abis lebaran dan digabung sama yang ultah juni juli. Oke, sepakat.

Masuklah bulan Juni ada yang ultah. Nah, disini nih yang bikin emosi, kecewa, kesel dan bete. Kenapa? Karena saat yang Juni ultah pas langsung di hari H dibeliin kue dan diadain acara tiup lilin walopun udah masuk puasa hari kedua. Gimana ga bete coba. Emang sih yang beliin kue tuh satu orang doang pake duit pribadi ga minta ganti atau ngajak patungan buat beli kuenya. Tapi  kan hellllaaawwww.....  Lo, nggak inget nih yang ultah Mei kagak dibeliin kue dan kagak tiup lilin foto-foto eksis di meeting room??? Yang lainnya juga ga bisa apa-apa karena dikasih taunya mendadak udah sore banget menjelang pulang jam 4 sore diajakin  untuk tiup lilin jam setengah 4 lewat. 

Pas dikasih tau dan diajakin tiup lilin yuk buat si Juni langsung syoklah guweh. Timbul bete, kesel, kecewa. Ya udah gue ga mau ikutan acara tersebut, pas diajakin juga iya entar gw bilang gitu aja. Daripada gue ikutan terus akhirnya malah marah-marah disitu bikin nggak enak suasana, mendingan ga ikutan deh. Akhirnya demi memuaskan keingintahuan gue maka gue bermaksud melongok ke meeting room tempat acara tiup lilin si Juni. Baru nyampe depan lift ada satu temen muncul yaaah elo telat dengan nada ngegas yang nyebelin berhubung hati gue udah panas. Pas baru jalan dikit eh beneran udah pada keluar. Si Juni sambil nenteng kuenya gitu jalan paling depan dibelakangnya temen-temen yang lain. Langsung gue balik badan cabut pulang. Yang bikin tambah panas hati si Juni posting di WA grup dan Path dan FB makasih ya teman-teman... iiissshh.. esmosih gue. Gue posting aja di path Cukup tau aja. Meskipun pada ga nyadar atau nyadar tapi menganggap gue kekanakan terserah lah.

Cukup tau aja mewakili segala esmosih yang berkecamuk di dada guwe. Oooo...hh jadi segitu doang lo anggap gue. Oooo... h jadi hanya temen lo doang yang lo niat banget beliin kue dan adain tiup lilin foto-foto eksis di meeting room. Fine. 

Seharusnya elo dan kalian semua nyadar. Pertimbangkan perasaan gue dan kami yang ultah di bulan Mei dan dilupakan begitu saja. Sama sekali ga ada yang inisiatif buat beliin kue dan bikinin acara tiup lilin foto-foto eksis di meeting room buat kami. Ga harus kue mahal tapi niat dan kesediaan kalian memikirkan kami itu yang kami harapkan, tapi kenyataan dan harapan jauh panggang dari api bagai pungguk merindukan bulan. Kalian perhatiin nggak, kalo kami yang ultah Mei sama sekali ga ada yang ikutan acara tiup lilin yang diadakan kemaren dulu itu. Ga nyadar atau ga peduli yah sebelas dua belas sih kalo menurut gue.

Giliran si baper tingkat dewa kalian pikirin kalian jadikan pertimbangan perasaanya dia sampai kalian ambil uang sisa dana patungan kado bos buat beliin mereka kado sampai kue ultah yang seharusnya buat bos jadi sekalian buat si baper tingkat dewa dan satu teman kita. Tetep diadain acara tiup lilin dan foto-foto eksis di meeting room buat si baper tingkat dewa dan teman kita walopun nebeng sama kuenya bos. Hanya demi hanya karena kalian menganggap mereka sebagai teman kita juga. Lalu kalian anggap apa kami yang ultah mei ini???

Cukup tau aja.