Minggu, 17 November 2024

Wajah abu-abu

 Sudah menamatkan novel Wajah Abu-abu karya Mita Vacariani. Seperti biasa pinjam di perpusberjalan. Membaca sinopsisnya membuat saya tertarik maka isi form antrian dan woila dikirim deh novelnya.

Karena buat saya novelnya tidak terlalu tebal hanya 243 halaman jadi saya baca kurang lebih sekitar dua hari. Namun buat saya novel ini 4/5 karena sangat page turner. Mengikuti perjalanan tokoh utama bahkan juga kisah cinta tipis-tipisnya sangat seru buat saya.

Terutama lagi "spoiler" alert nih, mengenai hubungan tokoh utama pria dan perempuan dengan ayah mereka. Hal ini sangat relate dengan saya pribadi karena saya juga ada issue soal kedekatan dengan bapak. Jujur ketika beberapa orang mengatakan bahwa Indonesia termasuk kategori fatherless saya setuju. Karena itu yang saya alami dan bahkan ada beberapa teman saya juga alami. Walau tidak bermaksud menggeneralisasi namun yah itu menurut saya, kalau menurut anda tidak ya tak apa. 

Kembali ke novel, saya juga menyetujui pemaparan penulis bahwa seorang public figur baik artis, influencer, selebgram, tiktokers dan sebagainya itu sangat signifikan memengaruhi opini masyarakat terutama di sosial media. Banyak berita atau cerita yang ditampilkan di sosial media dari instastory, youtube channel, podcast atau apapun bentuknya dapat mengubah hidup seseorang dalam jentikan jari. Semudah membalikan telapak tangan.

Novel ini juga membahas tentang kedukaan. Bagaimana menyampaikan rasa duka kepada seseorang yang sedang mengalami kesedihan atas meninggalnya orang terkasih. Cukup hadir baik secara fisik atau memberitahukan bahwa ada kita yang siap membantu tanpa memaksa orang tersebut agar jangan bersedih, harus tetap kuat, yang meninggal sudah ada di tempat ya g lebih baik bla bla bla yada yada yada. Sebab tiap orang berhak menangis, berhak berduka seberapa lama pun, berhak menentukan kapan dia selesai berduka, berhak untuk tidak berulang kali cerita kronologis kejadian, berhak untuk tidak memiliki firasat apa-apa. 

Walau ada awan kesedihan namun secara keseluruhan novel ini layak untuk di baca sebab memberi pandangan berbeda mengenai perias jenazah, pelayanan kedukaan dan hal-hal seputar mengurus kematian. 

Jadi, selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar