Awal Juli sampai pertengahan Agustus saya harus isoman karena covid. Kronologisnya setelah vaksin di hari kamis 24 Juni saya mengalami gatal tenggorokan Sabtu 26 Juni. Lalu Senin 28 Juni mengantar suami vaksin. Selasa berdua suami ke puskesmas untuk periksa lalu Kamis 01 Juli periksa lagi di klinik. Masih kurang yakin Jumat 3 Juli periksa di RS THT. Kemudian Sabtu 4 Juli hasil pcr dinyatakan positif covid. Karena setelah 14 hari isoman suami masih batuk saya menunda pcr kedua sampai kondisi batuk suami membaik. Sebulan isoman akhirnya Sabtu 31 Juli kami pcr kedua. Hasilnya saya masih positif namun puji Tuhan suami sudah negatif. Hadiah pernikahan yang tak terduga. Saya menunggu lagi 14 hari untuk melakukan pcr. Sabtu 14 Agt saya demam karena begadang nonton drakor, siangnya makan pizza pakai sambal sachet dan entah apa penyebab saya mengalami demam. Segera saya minum parasetamol dan demam menurun. Minggu dan Senin masih agak melayang. Namun sejak Selasa kondisi membaik. Karena saya minum juga obat dokter. Oh iya suami juga demam di hari Minggu sehingga dia memutuskan berobat ke dokter pada hari Senin dan meminta resep obat yang sama buat saya juga. Jadi sejak Senin saya mulai minum obat dokter dan khasiatnya langsung terasa sehingga keesokan hari saya sudah tidak demam dan tidak pusing. Sampai kamis saya sudah tidak bergejala maka diputuskan saya pcr Jumat. Setelah ada pengumuman bahwa harga pcr turun saya tidak menyangka bahwa sudah diterapkan di RS THT. Sebelumnya 2 kali pcr saya membayar sebesar Rp. 900.000 namun untuk pcr ketiga dikenakan biaya sebesar Rp. 585.000 yang berarti harga pcr baru. Namun hasil pcr berbeda. Pada saat pcr pertama hasilnya lebih dari 24 jam. Di mana saya pcr jam 4sore hasilnya besok malamnya sekitar jam 19.30 wib. Saat pcr kedua kami melakukan pcr sekitar jam 11 siang dan malamnya jam 20.00 sudah dapat hasil. Untuk pcr ketiga kembali sama seperti pcr pertama yaitu hasil pcr lebih dari 24 jam. Kami pcr jam 12 siang dan hasilnya batu di dapat besoknya malam jam 20.30 wib. Info yang saya dapat rata-rata hasil pcr diberikan dalam 24 jam atau lebih. Sementara untu hasil pcr yang diberikan sebelum 24 jam dikenakan biaya berbeda tergantung dimana kita melakukan pcr. Adapun hasil pcr negatif CT value jatus diatas 40. Apabila masih kurang dari 40 maka hasil pcr biasanya masih positif. Maka banyaklah minum vitamin booster untuk meningkatkan imun tubuh agar ketika pcr hasilnya negatif. Selain itu banyak berjemur, makan makanan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan serta ditambah olahraga. Apabila sudah melewati isoman 14 hari biasanya sudah dinyatakan sembuh bila sudah tidak bergejala. Apabila masih ada gejala seperti batuk, pusing, demam, pilek, hidung tersumbat ada baiknya dikonsultasikan lagi dengan dokter puskesmas atau dokter pemantau kita saat isoman agar dapat dibantu dengan obat yang diperlukan. Oh iya, saya juga melakukan cuci hidung dengan semprotan nacl. Untuk membeli semprotan hidung ini juga saya tidak asal beli namun konsultasi dengan dokter melalui halodoc dan mendapat resep untuk membeli melalui aplikasi halodoc. Dengan begitu banyak masukan dari berbagai sumber saya tetap konsultasi dengan dokter agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Menjaga pikiran agar tetap semangat saya banyak ikut doa bersama atau masuk dalam menara doa Azuzastreet Prayer Tower atau APT. Saya juga ikut dalam Pandemic Healing Prayer bersama ko Beny Gunawan walau tidak tiap malam. Juga pernah ikut Healing Hour bersama pak Tomotius Hardono dan Suzzette Hetting walau hanya sekali ikut. Saya berusaha mengisi pikiran dengan hal-hal baik terutama firman Tuhan. Meski demikian saya juga masih nonton drakor dan youtube namun tak sesering sebelumnya. Akhirnya saya mendapat hasil pcr negatif Sabtu 21 Agt kemarin. Saya dijadwalkan WFO Kamis 26 Agt 2021. Semoga tidak terjadi penutupan kantor karena harus dilakukan penyemprotan disinfectant sebab ada yang terpapar covid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar