Hari ini Sabtu 29 Agustus 2020. Sudah bulan ke delapan di tahun ini. Tersisa empat bulan untuk mengakhiri 2020. Pandemi Covid19 sudah berjalan 6 bulan. Barusan ada yang info di grup bahwa Malaysia memperpanjang masa semacam PSBB sampai Desember 2020. Sepertinya segala hal terhenti atau di tunda akibat Covid19. Rencana IVF harus direset ulang baik dalam hal biaya maupun waktu. Apalagi kalau harus karantina 14 hari baik saat berangkat maupun pulang membuat pertimbangan cuti panjang dan pengalihan sementara pekerjaan di kantor. Sudah terbayang akan seperti apa nantinya saat saya hatus cuti dslam rangka program IVF. Akan sangat berpengaruh untuk siapa yang cover kerjaan. Dengan tanggung jawab terhadap pekerjaan saya sampai hari ini tidak pernah claim lembur. Saya bersyukur Tuhan masih mencukupkan segala kebutuhan. Apalagi kondisi suami yang sedang dalam masa istirahat mengajar dan mengembangkan kreatifitasnya di youtube. Puji Tuhan kesehatan mental kami berdua terjaga dengan baik. Komunikasi cukup lancar untuk meminimalisasi kejenuhan. Saya berada dalam masa mempersiapkan diri baik secara jasmani dan rohani untuk menghadapi tahun depan yang berkaitan dengan rencana kami program IVF. Jadi persiapan tersebut setidaknya masih berlangsung sampai Desember 2020. Setelah itu baru dibicarakan lagi bagaimana baiknya. Kiranya Tuhan menyertai rencana kami ini.
Sabtu, 29 Agustus 2020
Rabu, 26 Agustus 2020
Due date
Sejak WFH dimulai banyak pekerjaan yang mengalami kesulitan dalam memenuhi target due date. Khususnya pembuatan laporan pembayaran pajak kendaraan yang sudah dibayarkan terlebih dulu ke biro jasa. Jangka waktu penyelesaian untuk pembuatan laporan tersebut adalah satu bulan sejak pembayaran ditransfer bagian keuangan. Secara perhitungan di atas kertas seharusnya laporan tersebut selesai dalam tiga minggu. Apa daya akibat ada salah satu rekan kerja yang kurang produktif mengakibatkan efek domino. Seharusnya setelah STNK discan dalam 2 sampai 3 hari berikutnya sudah direname sehingga copy STNK dapat dilampirkan dalam laporan. Namun kondisi ideal tersebut menjadi angan-angan ketika laporan terpaksa diperpanjang jangka waktu penyelesaiannya. Selain itu pengiriman STNK asli juga mengalami banyak keterlambatan akibat efek domino yang sama. Hal ini berlangsung sejak April sampai sekarang. Khususnya sejak rekan yang bersangkutan sudah cuti melahirkan. Langsung kalang kabut mencari copy STNK yang belum direname. Hal yang paling mencolok adalah performance yang menurun akibat penilaian KPI (Key Performance Indikator) jelek dikarenakan perpanjangan penyelesaian laporan dari sebulan menjadi dua bulan. Agak sulit ketika dalam satu tim kecepatan kerja satu orang lebih lambat dibanding rekan yang lain. Akibatnya sudah pasti terjadi efek domino yang memusingkan tidak hanya satu tim namun juga kepala divisi. Ditambah lagi adanya teguran dari bagian accounting karena batas nominal laporan yang fluktuatif tajam. Bahkan ada indikasi outstanding sampai senilai diatas lima milyar. Sungguh luar biasa. Karena itu saya diberikan laptop untuk membantu input data sehingga mengurangi nilai outstanding tadi. Agustus tinggal seminggu lagi dan September sudah berdiri di depan pintu. Tinggal selangkah lagi target penyelesaian harus tercapai. Semoga berhasil.
Senin, 24 Agustus 2020
Rencana persiapan pensiun
Segala rencana masa depan masih berada di awang-awang. Beberapa kali sudah menonton live instagram tentang keuangan. Sampai di usia sekarang masih belum mempersiapkan rencana pensiun. Tiap kali membahas mau apa dan bagaimana nanti saat pensiun. Khususnya darimana sumber penghasilan untuk biaya hidup. Apalagi buat biaya pendidikan anak. Secara teori sempat membicarakan hal ini bersama suami. Namun masih belum juga dimulai langkah konkritnya. Ada beberapa pilihan seperti mau jualan makanan yaitu nasi gandul khas Pati atau nasi tumpang khas Kediri atau bercocok tanam atau menjadi penulis lepas atau masih ada pilihan lainnya. Berdasarkan teori sepertinya saya dan suami seharusnya sudah memetakan serta membuat grand design rencana sumber penghasilan sumber penghasilan saat pensiun nanti. Namun kami masih berjuang untuk memiliki anak. Jadi sepertinya masih mengalokasikan tabungan untuk itu dulu. Selanjutnya ya akan dipikirkan nanti, entah kapan. Sebab kami sebagai karyawan swasta tentu tidak seperti ASN (Aparatur Sipil Negara) atau Pegawai Negeri Sipil yang mendapat tunjangan pensiun sampai meninggal dunia. Setidaknya setiap bulan sudah jelas dan pasti akan menerima sejumlah nominal sebagai tunjangan pensiun yang dapat digunakan sebagai biaya hidup. Niat untuk menjadi entrepreneudah terpikir namun masih belum jelas mau dagang apa. Padahal banyak teman kantor, teman sekolah, teman kuliah yang berhasil dalam usaha dagang. Pun teman-teman kantor termasuk konsumtif dalam berbelanja. Sepertinya apa saja yang ditawarkan pasti ketemu sama pembeli. Mulai seprei, baju anak, segala macam jenis makanan dan minuman, popok bayi, jilbab, pakaian dalam wanita semua pasti ada pembelinya. Hanya saya masih belum berhasil dalam menawarkan dagangan. Pernah menawarkan clutch kurang peminat, jualan baju anak belum ada yang beli, jualan karbol sereh cuma laku sedikit. Setelah itu belum pernah dagang lagi. Saya kecil hati karena merasa kurang berbakat dalam berdagang. Padahal berdagang adalah salah satu cara menambah penghasilan. Saya berharap dapat menemukan celah untuk menambah penghasilan melalui dagangan. Semoga saya boleh berhasil memulai langkah pertama mewujudkan sumber dana pensiun. Kiranya berkat Tuhan atas hidup saya saya sampai kepada anak cucu yang tak pernah memibta-minta sebab hidup kami adalah hidup yamg berkelimpahan.