Kamis, 28 Januari 2016

Yang mencari dan menemukan jodoh

Sore ini menjelang pulang ketika sedang menunggu lift bersama beberapa teman kantor membahas tentang seorang teman pria yang akan menikah Sabtu besok 30 Januari 2016. Saat itu ada Anggraini, Icha dan saya membahas Anggraini yang pernikahannya bak sinetron FTV.

Jadi teringat betapa hebohnya kejadian tersebut dan behind the scene serta kronologisnya sungguh memang seperti sinetron FTV.

Membahas tentang mencari jodoh memang tak ada habisnya.

Ada lagi yang naksir sama adiknya lalu kenalan sama kakaknya melalui Facebook kemudian malah pacaran sama kakaknya tersebut. Karena satu dan lain hal mereka putus dan mantan pacar tersebut jadian sama teman dekat si perempuan. Padahal pria tersebut dan teman dekat perempuan itu sudah jelas tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih serius karena terhambat perbedaan agama. Namun toh mereka tetap berpacaran juga walaupun endingnya putus baik-baik. Bahkan sang pria bersama keluarganya  datang ke pernikahan teman dekat perempuan itu. Cerita masih berlanjut karena pada akhirnya sang pria menambatkan hatinya pada teman lama yang sebenarnya kalau dipikir-pikir kenapa nggak sama teman dekat perempuan yang satu lagi saja ya? Oh lupa. Saat si pria putus dari perempuan yang berkenalan dengannya melalui facebook sebenarnya pria tersebut masih belum rela melepaskan perempuan itu. Oleh karenanya sang pria yang mengenal teman dekat wanita tersebut berusaha mencari tahu tentang perempuan itu melalui dua orang temannya. Namun karena respon dari yang satu adalah menyuruh agar si pria move on maka mereka akhirnya hanya berteman saja. Sementara karena teman dekat si perempuan yang satunya lagi mendengarkan curhatan dan senantiasa memberi info mengenai perempuan itu lama kelamaan mereka jadi sering ngobrol berlanjut ke curhat berlanjut merasa cocok berlanjut akhirnya pacaran walaupun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ada perbedaan agama. Toh....

Si adik yang ditaksir perempuan yang akhirnya jadian sama kakaknya juga punya alur cerita sendiri dalam hal mencari jodoh. Awalnya suka sama satu cewek kekanakan yang memang masuk kriteria si adik. Namun ternyata cewek kekanakan itu menemukan jodohnya adalah teman satu gereja. Lalu si adik juga had a crush on sama seorang perempuan mungil putih dan manis. Namun lagi-lagi percintaan si adik masih belum beruntung karena si perempuan mungil tersebut merasa tidak ada chemistry diantara mereka dan dia hanya bisa menganggap si adik sebagai sahabat saja. Akhirnya munculah satu wanita yang awalnya sempat dijodoh-jodohkan dengan si adik namun malah pacaran dengan pria lain. Ketika didengar kabar bahwa wanita itu putus dari pacarnya maka si adik langsung mengambil keputusan untuk memperjuangkan cintanya dan akhirnya mereka pacaran. Di sisi lain wanita ini juga memiliki kendala dari orangtua yang mengharapkan agar wanita ini menikah dengan pria dari suku yang sama. Padahal si adik tidak berasal dari suku yang sama dengan wanita ini. Ending cerita masih belum tahu akan seperti apa. Namun dari berita yang beredar akhirnya orangtua si wanita luluh dan memperbolehkan si adik dan wanita tersebut menikah. Kita lihat saja apakah ujungnya memang akan ada denting lonceng pernikahan atau denting lonceng kesedihan akibat cinta terhalang adat dan orangtua.

Gadis yang sebenarnya mencintai si adik namun hanya bertepuk sebelah tangan dan menyimpan cinta diam-diam. Gadis yang sebenarnya memiliki cinta yang lebih besar dibandingkan cewek kekanakan, perempuan mungil putih dan manis serta wanita yang saat ini menjadi pacar si adik. Gadis yang sebenarnya senantiasa menyimpan harapan bahwa suatu saat si adik akan menoleh dan menyadari bahwa ada Gadis yang akan selalu punya hati untuk si adik. Gadis yang sebenarnya memiliki hati yang cantik namun si adik tidak mau menerimanya karena lebih memilih tampilan fisik.

Lirih Gadis bersenandung aku cuma punya hati, tapi kamu mungkin tak pakai hati. Kamu lukai aku tak peduli kau dengan yang lain ku tetap setia. Tak usah tanya kenapa, aku cuma punya hati....

Memulai rencana menjadi penulis

Sudah lama ada keinginan untuk menjadi seorang penulis. Berawal dari kebiasaan membaca sejak kecil yang ditularkan dari bapak dengan kebiasaannya membawa pulang koran pos kota. Saya senang membaca segala berita yang ada di koran tersebut. Pada zaman itu isi beritanya masih dalam kategori wajar. Maksudnya bila dibandingkan dengan isi berita koran saat ini terutama koran yang dari judul beritanya saja sudah provokatif. Kemudian saya mengenal majalah bobo. Namun karena keluarga kami tidak mampu berlangganan maka saya kadang meminjam dari tetangga itupun seringnya tidak dipinjami dan disembunyikan. Namun demikian hasrat membaca saya tersalurkan dengan meminjam koran Kompas pada tetangga yang satunya lagi. Namun lagi-lagi tetangga tidak suka kalau saya sering membaca koran atau majalah dirumahnya. Saat SMP saya menyukai dan sering menyimpan uang jajan untuk membeli majalah Anita Cemerlang yang sayangnya saat ini sudah tidak terbit lagi. Ketika teman-teman seumuran dan satu sekolah memilih ikut Gadis Sampul saya dan kakak lebih suka membaca cerpen di majalah Anita Cemerlang. Kesukaan saya akan bacaan juga membawa saya pada pekerjaan pertama saya sebagai penjaga persewaan komik dan novel milik seorang bapak. Walaupun gajinya tidak seberapa namun saya senang karena hobby baca saya tersalurkan. 
Dari pemilik persewaan itu saya diberi tahu bahwa saya masuk dalam kategori penikmat buku dimana seharusnya untuk seseorang seperti saya sudah bisa membuat cerpen. Namun saya tidak pernah mencoba untuk menulis cerpen karena memang hanya sampai pada tahap senang membaca saja. Bahkan teman kuliah saya mampu membuat cerpen yang menurut penilaian saya cukup bagus untuk seorang pemula. 

Saya mengagumi orang yang mampu merangkai kata dan menjalin cerita sehingga membuat pembaca tidak mampu berpaling dan selalu membalik halam berikutnya dan halaman beikutnya sampai akhirnya sampai pada akhir cerita.

Berdasarkan dari yang saya baca bahwa menjadi penulis tidak hanya merangkai kata dan menjalin cerita namun juga memerlukan riset yang mendalam serta kemampuan observasi serta mampu menuangkan kejadian nyata sehari-hari dalam bentuk tulisan dan dapat dipahami oleh pembacanya. 

Seperti yang sudah saya tulis diatas bahwa saya dikatakan sebagai seorang penikmat buku dan saya mengakui hal itu. Saya membaca apa saja novel remaja, novel metropop, novel thriller dan novel horor. Khusus novel horor hanya beberapa novel saja yang saya baca.

Melalui twitter saya juga mengetahui dan menyadari bahwa sebetulnya hobby membaca saya apabila dimaksimalkan akan memberi keuntungan lebih. Namun sayangnya sampai saat ini saya masih belum mendapatkan komunitas yang bisa membantu agar saya dapat mencapai mimpi menjadi seorang penulis. 

Sepertinya perjalanan saya baru saja dimulai langkah pertama pada hari ini. 

Semoga saya bisa tekun dan tidak menyerah dalam proses dan pergumulan menjadi seorang penulis.