Jumat, 05 Oktober 2018
Transportasi Online
Dua hari ini saya mengalami hal yang kurang mengenakan tentang transportasi online. Saya memilih untuk naik transportasi online berupa kendaraan roda dua. Selama saya mengaktifkan aplikasi transportasi online ini dapat dikatakan tidak bermasalah. Saya mendapat kemudahan dengan adanya transportasi online ini. Apalagi ketika berada di negara tetangga asal tranportasi online ini. Sebelumnya sekitar beberapa bulan yang lalu saya pernah mengalami kejadian saat sudah diterima pesanan namun pengemudi tidak datang lalu muncul pemberitahuan perjalanan saya di cancel sepihak. Tanpa info apa- apa tahu-tahu saja batal. Kemudian terjadi lagi malam saat saya pulang kerja ternyata menurut pengemudi posisi dia berada jauh dari posisi saya maka saya terpaksa membatalkan. Hal tersebut terjadi lagi ketika setelah pembatalan saya mencoba memesan lagi lalu dapat lalu pengemudi menginformasikan posisinya jauh dari saya. Kembali saya batalkan dengan hati kesal karena saya dalam kondisi lelah. Selain itu ada juga pembatalan yang terpaksa saya lakukan sebab pengemudi beralasan sedang beribadah. Karena saya tidak tahu berapa lama dia selesai beribadah dan kondisi saya juga lelah sehingga saya rasanya tidak sanggup kalau harus menunggu. Namun kejadian dua hari berturut-turut kali ini membuat saya gerah ingin curhat. Kemarin malam ketika pesanan saya sudah diterima pengemudi meminta saya membatalkan dengan alasan kurang cocok. Saya kurang jelas maksud pengemudi mengenai kurang cocok. Apakah tujuan saya kurang cocok dengan rencana dia untuk sekalian pulang? Apakah karena tujuan saya tarifnya murah? Apakah karena pengemudi merasa saya tidak akan keberatan melakukan pembatalan? Entahlah. Pada saat itu saya membalas pesan pengemudi dan meminta dia saja yang membatalkan. Bagusnya tak lama kemudian saya mendapat pengemudi pengganti. Muncul notifikasi dari aplikasi bahwa saya diprioritaskan karena adanya pembatalan. Niat saya melaporkan pengemudi tersebut saya batalkan. Kejadian kembali terulang hari berikutnya. Pesanan saya sudah di terima, saya sudah menginfokan saya siap di posisi penjemputan namun pengemudi mengirim pesan bahwa dia terjebak macet. Padahal yang saya lihat jalanan ramai lancar. Bahkan lebih lancar di bandimg 3 hari sebelumnya yang dapat dikatakan macet total. Saya membalas pesan pengemudi dengan mengatakan tidak apa saya akan tunggu. Bahkan karena pengemudi mengatakan dia terjebak macet saya berniat dan sudah menyiapkan pembayaran melebihi yang tertera di aplikasi. Tak lama pengemudi kembali mengirim pesan bahwa dia berniat membeli obat di apotik untuk anaknya. Langsung saya emosi. Sebelumnya bilang terjebak macet kenapa kemudian bermaksud ke apotik beli obat? Saya merasa alasan tersebut mengada-ada. Saya menolak membatalkan pesanan dan meminta pengemudi saja yamg membatalkan. Lalu saya terpaksa naik angkot menuju tempat yang saya tuju. Ketika saya hampir sampai tempat tujuan saat saya mengecek telepon selular saya melihat ada notifikasi bahwa saya diprioritaskan karena adanya pembatalan atas perjalanan saya sebelumnya. Hal ini membuat saya berpikir bahwa si pengemudi menunda pembatalan dan berharap saya yang melakukannya. Sehingga jarak antara pembatalan dengan saya mendapat pengemudi pengganti selisih sekitar 20 menit. Posisi saya yang sudah hampir sampai membuat saya terpaksa menginfokan kepada pengemudi pengganti bahwa saya sudah naik amgkot dan akan membatalkan perjalanan. Namun karena saya hampir sampai saya tidak langsung membatalkan. Sesampai di tempat tujuan ternyata ada telepon dari pengemudi pengganti. Karena telepon seluler saya aktifkan silent mode saya tidak sadar bahwa ada telepon. Lalu saya mengirim pesan mohon maaf saya baru saja sampai rumah. Ketika saya membuka aplikasi untuk membatalkan ternyata pengemudi pengganti melakukan perjalanan seolah sedang mengantar saya. Sehingga saya tidak dapat membatalkan dan terpaksa mengklik bahwa saya sudah tiba di tempat tujuan dan menerima bukti pembayaran melalui email. Untuk kali ini karena merupakan kesalahan saya tidak segera membatalkan saya tidak melaporkan keluhan. Apalagi sebelumnya si pengemudi pengganti mengirim pesan memohon bantuan saya agar tidak melapor. Namun yang saya tetap laporkan adalah pengemudi pertama yang meminta saya membatalkan dengan alasan yang menurut saya mengada-ada. Harapan saya semoga kejadian ini tidak terulang lagi pada saya.
Senin, 01 Oktober 2018
Reuni
Akhir-akhir ini saya tergabung dengan grup WA yang terdiri dari teman SD, SMP, SMEA dan D3. Semua mengajak bertemu. Semua ingin reuni. Diawali dengan ikut reuni SMP. Lalu terkumpul teman SD kelas A dan B. Meski sebenarnya dulu sudah ada Awang, Aan dan Rohadi sebagai para pelopor. Namun ketika digabung demgan kelas B menjadi lebih aktif. Tak lama melalui FB messenger diminta no WA oleh mantan ketua kelas SMEA. Dari situ langsung masuk grup WA SMEA 4. Kami sudah melakukan pertmuan di sekolah yang dilanjutkan ke Pejaten Village. Kemudian saya mencoba menghubungi Iva dan Yuli melalui WA. Tak lama kembali dimasukan ke grup WA lokal C UPN. Rencana batu mau bertemu di blok M Sabtu mendatang. Namun sepertinya saya skip dulu. Seperti saya skip pertemuan dengan Dia Indah, Lusi dan Nina karena satu dan lain hal. Saya sudah beberapa kali menghubungi Mursina melalui FB messenger namun beberapa pesan saya blm ada tanggapan. Terakhir saya diberi nomor WA namun ternyata nomor tersebut sudah tidak aktif. Padahal saya sangat ingin bertemu dengannya. Sebab dia adalah salah satu dari genk kami. Dhea saya, Irien Merry, Alma Mursina dan Micko Novianus. Dengan Merry saya masih berkomunikasi walau tak sering. Dengan Novianus putus kontak. Pun demikian dengan Santi dan Mursina. Karena itu saya menaruh harapan ketika menemukan akun FB Mursina. Namun saya harus ekstra sabar setelah beberapa pesan saya kurang di respon. Semoga saya dapat reuni dengan semua teman dan sahabat yang bersama dalam menempuh pendidikan di institut yang sama.
Langganan:
Postingan (Atom)